Disingkirkannya Argo Parahyangan di Jalur Jakarta-Bandung

Argo Parahyangan merupakan gabungan dua kereta di rute yang sama Jakarta-Bandung, yakni KA Parahyangan dan KA Argo Gede.

Warga yang terbiasa melakukan perjalanan Jakarta – Bandung dan sebaliknya, sudah mulai merasakan berkurangnya jadwal Kereta Api (KA) Argo Parahyangan. Hilangnya sejumlah jadwal perjalanan Argo Parahyangan sebelumnya sudah diperbincangkan atau diramalkan setelah beroperasinya kereta cepat Whoosh. Beberapa warga menyebut, sebagian jadwal Argo Parahyangan yang dihilangkan adalah rute saat jam sibuk (peak hours) yang jumlah penumpangnya selalu penuh.

Sebagian jadwal kereta Argo Parahyangan yang biasanya bisa dipesan di aplikasi KAI Access tahun lalu, kini per Januari 2024 sudah tak lagi muncul. Misalnya saja keberangkatan Argo Parahyangan paling malam yakni pukul 22.00 WIB dari Gambir tujuan Bandung sudah tak lagi ada. Kereta paling terakhir dari Gambir kini adalah keberangkatan pukul 18.30 WIB.

Dihapuskannya beberapa jadwal KA Argo Parahyangan dibenarkan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pengurangan itu adalah bagian dari startegi kelangsungan bisnis perseroan. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengungkapkan sebelumnya jumlah perjalanan KA Argo Parahyangan mencapai 14 perjalanan dalam sehari. Namun per 2024 berkurang menjadi 6 perjalanan sehari untuk rute Stasiun Gambir-Bandung dan sebaliknya. “(Sekarang) 6 perjalanan PP (pulang pergi). (Semula) ada 14 perjalanan. Selisih 8 perjalanan diatur dengan penyesuaian (ke KA lainnya),” jelas Joni.

Dengan hilangnya 8 perjalanan, artinya lebih dari separuh jadwal perjalanan Argo Parahyangan kini dihapus. Terasa sekali pengurangan jadwal perjalanan ini seperti menyingkirkan Argo Parahyangan dari jalur Jakarta-Bandung.

Meningkatkan keterisian Whoosh

Joni membantah tudingan banyak pihak yang menyebut, penghapusan sebagian perjalanan Argo Parahyangan dilakukan demi meningkatkan tingkat keterisian penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Kereta Cepat Whoosh.

“Bukan, lebih kepada penyesuaian jadwal dengan adanya KA-KA baru,” ujar Joni menegaskan. Joni bilang, KAI mengurangi jadwal KA Argo Parahyangan agar bisa disesuaikan dengan jadwal perjalanan kereta api baru seperti KA Papandayan, KA Pangandaran, KA Malabar yang kini melayani rute Bandung-Malang, dan KA Lodaya Tambahan. Joni menjelaskan, kehadiran KA-KA baru itu memang untuk memperluas pangsa pasar dengan rute-rute potensial yang menarik untuk wisata, termasuk melewati rute KA Argo Parahyangan.

Untuk diketahui saja, meski sama-sama dioperasikan KAI, baik Argo Parahyangan maupun Kereta Cepat Whoosh adalah transportasi yang saling bersaing memperebutkan penumpang antara Jakarta dan Bandung. Harga tiket KA Argo Parahyangan sebesar Rp 150.000 untuk kelas ekonomi, kelas eksekutif Rp 200.000, kereta Luxury Rp 500.000, dan kereta Panoramic Rp 400.000.

Sedangkan harga tiket Whoosh untuk kelas premium ekonomi berkisar Rp 150.000-Rp 250.000, bisnis Rp 450.000, dan first class Rp 600.000. Meski waktu tempunya lebih lama yakni sekitar 3 jam 15 menit, KA Argo Parahyangan punya keunggulan yakni berhenti langsung di tengah kota, baik di Gambir (Jakarta Pusat) maupun Kebon Kawung (Kota Bandung).

Sementara Whoosh yang waktu tempuhnya lebih cepat yakni sekitar 30 menit, penumpang hanya sampai di Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Untuk menuju ke Kota Bandung, penumpang harus menyambung dengan menaiki kereta feeder. Sementara untuk di Jakarta, lokasi stasiun Kereta Cepat Whoosh juga berada di pinggiran, yakni Halim yang merupakan perbatasan Jakarta-Bekasi.

PT KAI saat ini tengah mengkaji pengembangan layanan KA Argo Parahyangan seiring dengan peluncuran Kereta Cepat Whoosh relasi Jakarta-Bandung. Salah satu rencana yang tengah dibahas adalah penambahan titik pemberhentian untuk KA Argo Parahyangan. Beberapa titik yang mungkin ditambahkan pada rute layanan ini, seperti di Bekasi, Cikampek, dan lainnya.

“Ini sedang dalam proses, kami sedang memikirkan skema layanan yang terbaik untuk masyarakat. Intinya, harus ada keharmonisan antarberbagai layanan kereta,” kata Didiek di Stasiun Gambir, Jakarta. Saat ini, masyarakat punya dua opsi melakukan perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Bandung: KA Argo Parahyangan dan kereta cepat Whoosh.

Riwayat Argo Parahyangan

KA Argo Parahyangan merupakan penggabungan dua kereta yang sudah lebih dulu beroperasi di rute yang sama, yakni KA Parahyangan dan KA Argo Gede. Beroperasi sejak tahun 1971, KA Parahyangan selama puluhan tahun menjadi primadona bagi warga Bandung dan Jakarta. Namun seiring waktu, KA Parahyangan (cikal bakal KA Argo Parahyangan) mengalami penurunan jumlah penumpang setelah diresmikannya jalan Tol Cipularang.

Berbagai upaya dilakukan KAI guna menarik minat penumpang agar kembali menggunakan KA Parahyangan seperti diskon tiket selama tahun 2008, namun kebijakan itu tak banyak menarik minat calon penumpang. KAI akhirnya menghentikan operasional KA Parahyangan pada 2010.

Kereta rute Jakarta-Bandung tetap harus dioperasikan merespon kekecewaan masyarakat akibat dihentikannya KA Parahyangan. Supaya lebih efisien, KA Parahyangan digabung dengan KA Argo Gede yang telah ada, dengan nama baru Argo Parahyangan. Parahyangan dan Argo gede ditutup.

Penggabungan ini lebih efisien dan tingkat keterisian kereta juga membaik. Argo Parahyangan jadi favorit warga yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya. Kini setelah ada kereta cepat Whoosh, nasib Argo Parahyangn mulai menepi, beberapa jadwalnya sudah dipangkas dengan berbagai dalih, meskipun dalih utamanya untuk menggiring penumpang beralih ke Whoosh. [KS]