Koran Sulindo – Kendati di bawah bayang-bayang skandal penyiksaan, Gina Haspel pada akhirnya resmi menjabat Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA). Mayoritas anggota Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui penunjukan dirinya yang diajukan Presiden Donald Trump untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Direktur CIA.
Hasil pemungutan suara pada Kamis kemarin menunjukkan 54 suara menyetujui Haspel menjadi Direktur CIA yang baru. Sementara 45 suara menolak penunjukan Haspel. Kemenangan Haspel itu disebut teleSUR karena enam anggota Demokrat “membelot” ke Partai Republik. Sedangkan dua anggota Partai Republik menyatakan abstain.
Haspel menghabiskan hidupnya sebagai agen CIA yang menyamar dan pernah menjabat sebagai kepala CIA di Thailand. Ia juga dituduh kerap menggunakan teknik atau metode interogasi dengan menyiksa secara brutal tahanan CIA.
Karena acap menggunakan teknik penyiksaan, Haspel lewat informasi kawat pernah memerintahkan agar video rekaman interogasi semacam itu dimusnahkan. Sebagian orang di Senat tidak menyoal rekam jejak Haspel yang buruk itu. Mark Warner dari Demokrat, misalnya, mengatakan, kisah Haspel yang kerap menyiksa itu bisa menjadi semacam “suara moral” terhadap pemerintahan Trump.
Warner percaya, Haspel adalah seseorang yang bisa dan akan membela Trump dan akan mengatakan kebenaran jika presiden memerintahkannya untuk melakukan sesuatu ilegal atau tidak bermoral seperti penyiksaan itu.
Trump mengajukan nama Haspel sebagai calon Direktur CIA untuk menggantikan Mike Pompeo yang diangkat sebagai Menteri Luar Negeri pada Maret lalu. Sebagai Wakil Direktur CIA, ia kemudian menjadi pelaksana tugas Direktur CIA. [KRG]