Edi Sukmoro/PT KAI

Koran Sulindo – Edi Sukmoro secara resmi tak lagi menjabat menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masa jabatannya habis, terhitung Kamis (11/1/2018) kemarin.

Seperti dikutip kaorinusantara.or.id, Dirut KAI sejak Oktober 2014 itu digantikan Direktur Logistik dan Pengembangan KAI Budi Noviantoro sebagai Plt (pelaksana tugas).

Sebelum menjabat sebagai Dirut, Edi Sukmoro sebelumnya menjabat sebagai Direktur Aset Non-Produksi.

Sementara Budi bukan sosok yang asing di dunia perkeretaapian. Ia mulai berdinas di badan usaha milik negara (BUMN) ini sejak 1989, saat KAI masih bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).  Budi terlibat dalam penciptaan penambat rel (fastener) bernama KA-Clip, yang kini diproduksi oleh Pindad dan digunakan dalam proyek pembangunan jalur-jalur KA baru di Indonesia.

Seperti dikutip majalah.hidupkatolik.com, sepanjang dua tahun menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI), Edi memberi perhatian khusus kepada pelayanan demi kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan penumpang.

Setelah lulus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1984, Edi langsung bekerja di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selama 29 tahun, ia mengabdikan diri di PLN. Sampai kemudian, ia diangkat menjadi Direktur Aset PT KAI pada 11 Januari 2013.

Pengalaman sebagai Direktur Aset PT KAI menjadi bekal bagi Edi. Kala itu, ia menjadi garda depan penerbitan aset, terutama lahan-lahan milik KAI. Total aset tanah KAI mencapai 270 juta meter persegi, yang sebagian besar berada di kota-kota besar. Persoalannya beraneka ragam. Ada yang diduduki pihak lain atau masyarakat, ada orang dalam KAI yang ikut “bermain”, bahkan ada yang menjadi sengketa.

Menurut Edi, seperti dikutip marketeers.com, perubahan besar di KAI terjadi sejak 2011, saat posisi Dirut dipegang Ignasius Jonan, yang sekarang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. PT KAI mengubah paradigma bisnisnya, dari product oriented menuju service oriented.

Di bawah Edi, kinerja keuangan PT KAI terus meningkat. Pada 2014, pendapatan PT KAI mencapai Rp 10 triliun, meningkat menjadi Rp 13 triliun pada 2015, dan Rp 14 triliun pada tahun 2016.

Kereta api menjadi satu-satunya moda transportasi di Indonesia yang mengangkut penumpang terbanyak. Selama setahun pada 2017, ada 360 juta penumpang. Ke depan, PT KAI akan memberikan fokus pada angkutan barang.

Saat ini angkutan barang sekitar 90% masih melalui jalan raya, sisanya 8% diangkut dengan kereta api, 1% kapal laut, dan 1% melalui jalur udara. Rendahnya penggunaan kereta api disebabkan banyak jalur kereta yang masih terputus-putus. [DAS]