Penggambaran Yu yang Agung, penggagas pemerintahan dinasti di China.(Wikimedia Commons)

China, sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, memiliki sejarah panjang yang dipenuhi dengan kisah-kisah kejayaan, inovasi, serta pergolakan politik yang membentuk identitas bangsa hingga saat ini. Dalam catatan sejarahnya, kekaisaran-kekaisaran besar seperti Dinasti Qin, Han, dan Tang sering kali menjadi pusat perhatian karena pengaruhnya yang luar biasa terhadap perkembangan budaya, politik, serta ilmu pengetahuan di Asia Timur. Namun, sebelum semua dinasti besar itu muncul, ada satu dinasti yang disebut-sebut sebagai cikal bakal sistem pemerintahan kerajaan di China, yakni Dinasti Xia.

Membicarakan Dinasti Xia berarti menelusuri akar mula sistem pemerintahan turun-temurun di China, yang berkembang dari sebuah komunitas agraris sederhana menjadi kekaisaran pertama dalam sejarah negeri tersebut. Dinasti ini dikenal sebagai pemerintahan pertama yang berhasil mempersatukan berbagai kelompok masyarakat dan menerapkan sistem kepemimpinan yang berbasis warisan keluarga.

Meski begitu, keberadaannya masih menjadi perdebatan sengit di kalangan sejarawan dan arkeolog. Apakah Dinasti Xia benar-benar pernah ada sebagai sebuah pemerintahan yang sah? Ataukah ia hanyalah mitos yang berkembang dari cerita-cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi?

Dalam catatan sejarah China, Dinasti Xia dikisahkan berdiri pada awal milenium kedua sebelum Masehi, didirikan oleh seorang tokoh legendaris bernama Yu Agung. Ia dikenal sebagai pemimpin bijaksana yang berhasil menanggulangi bencana banjir besar, sebuah peristiwa yang sering dikaitkan dengan transisi masyarakat China dari komunitas nomaden menuju kehidupan yang lebih menetap. Yu Agung kemudian mendirikan dinasti yang bertahan selama beberapa abad, hingga akhirnya runtuh dan digantikan oleh Dinasti Shang.

Namun, terlepas dari kisah-kisah yang telah diwariskan secara turun-temurun, masih banyak pertanyaan yang menyelimuti eksistensi Dinasti Xia. Minimnya bukti arkeologis yang secara eksplisit mendukung keberadaan dinasti ini membuat banyak peneliti ragu akan validitasnya.

Meskipun demikian, berbagai penggalian situs kuno di China telah menemukan jejak peradaban yang diduga berasal dari periode Dinasti Xia, memberikan secercah harapan bagi mereka yang ingin mengungkap kebenaran di balik legenda ini.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam kisah Dinasti Xia, mulai dari asal-usulnya, kejayaannya, hingga kontroversi seputar keberadaannya dalam sejarah China. Apakah Dinasti Xia benar-benar dinasti pertama yang pernah berdiri di China? Ataukah ia hanya sekadar legenda yang diciptakan untuk membangun legitimasi kekuasaan dinasti-dinasti berikutnya? Dilansir dari laman World History, mari kita telusuri lebih lanjut.

Asal-usul Dinasti Xia

Dinasti Xia dikenal sebagai pemerintahan pertama dalam sejarah China sekaligus dinasti pertama yang berdiri di wilayah tersebut. Dinasti ini didirikan oleh Yu Agung pada tahun 2070 SM dan berlangsung hingga tahun 1600 SM, sebelum akhirnya digulingkan oleh Dinasti Shang.

Berdasarkan catatan sejarawan seperti Sima Qian (145-86 SM), sebelum berdirinya Dinasti Xia, China diperintah oleh tokoh legendaris seperti Kaisar Kuning (Huangdi), yang memerintah sekitar tahun 2697-2597 SM di wilayah Shandong. Kaisar Kuning kemudian digantikan oleh cucunya, Zhuanxu, salah satu dari Lima Kaisar terkenal yang mendirikan Suku Xia. Yu Agung, yang kemudian menjadi pendiri Dinasti Xia, adalah cucu dari Zhuanxu.

Perjalanan Yu Agung menjadi raja pertama Dinasti Xia bermula dari kisah ayahnya, Gun, yang ditugaskan oleh Kaisar Yao untuk mengatasi banjir besar yang melanda wilayah China. Namun, setelah sembilan tahun berusaha, Gun gagal dalam tugasnya. Ada beberapa versi mengenai nasib Gun setelah kegagalannya, ada yang mengatakan ia bunuh diri, mengasingkan diri, atau bahkan dipenjara.

Setelah Gun, tugas mengatasi banjir diteruskan kepada Yu Agung. Dengan kerja keras dan inovasi dalam sistem irigasi, Yu berhasil mengendalikan banjir yang selama ini mengancam permukiman dan pertanian rakyat. Atas jasanya, Kaisar Shun menyerahkan takhta kepadanya sebagai bentuk penghargaan, yang menandai berdirinya Dinasti Xia pada tahun 2070 SM. Pemerintahan Yu Agung dianggap sebagai awal dari sistem dinasti di China, karena ia mampu menciptakan pemerintahan yang stabil serta memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah.

Pemerintahan dan Kejayaan Dinasti Xia

Yu Agung memerintah selama 45 tahun dan sebelum wafat, ia menunjuk putranya, Qi, sebagai ahli waris. Penunjukan ini mengawali tradisi sistem dinasti di China, di mana kekuasaan diwariskan dari ayah ke anak. Qi melanjutkan pemerintahan Dinasti Xia dan memperkuat sistem pemerintahannya. Setelah Qi, Dinasti Xia terus diperintah oleh keturunannya selama beberapa abad.

Salah satu raja terkenal dari Dinasti Xia adalah Shao Kang, yang dikenang dalam berbagai legenda. Namun, kejayaan Dinasti Xia mulai memudar saat kepemimpinan Kong Jia (1789-1758 SM), yang dianggap tidak cakap dalam memimpin. Kemunduran Dinasti Xia semakin nyata saat Raja Jie (1728-1675 SM) berkuasa. Ia dikenal sebagai penguasa yang kejam dan tiran, yang pada akhirnya dikalahkan oleh Tang. Kekalahan ini menandai runtuhnya Dinasti Xia dan berdirinya Dinasti Shang sebagai dinasti kedua dalam sejarah China.

Meskipun Dinasti Xia sering disebut sebagai dinasti pertama di China, banyak sejarawan yang masih meragukan keberadaannya karena minimnya bukti sejarah tertulis dan arkeologi yang mendukungnya. Catatan tertulis paling awal yang menyebutkan Dinasti Xia berasal dari periode Dinasti Shang, sekitar abad ke-13 SM.

Pada abad ke-20, sejumlah penggalian arkeologi menemukan situs-situs yang diduga berasal dari era Dinasti Xia, seperti situs kebudayaan Longshan dan Erlitou. Namun, hingga kini, belum ditemukan bukti tertulis atau penanggalan pasti yang dapat memastikan bahwa situs-situs tersebut benar-benar peninggalan dari Dinasti Xia.

Dinasti Xia memegang peran penting dalam sejarah China sebagai dinasti pertama yang dikisahkan dalam catatan sejarah. Terlepas dari perdebatan mengenai keberadaannya, legenda tentang Yu Agung dan perjuangannya dalam mengatasi banjir telah menjadi bagian dari warisan budaya China. Penemuan arkeologi terus dilakukan untuk mencari bukti lebih lanjut mengenai eksistensi Dinasti Xia, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peradaban awal di China. [UN]