Koran Sulindo – Pada suatu pagi Juli 2018. Anies Baswedan terkejut didatangi sejumlah warga untuk menyampaikan aspirasi. Ia berpikir aspirasi tersebut berhubungan dengan rencana penggusuran. Tapi, rupanya bukan.
Sejumlah warga yang mengaku dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu meminta Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju sebagai calon presiden 2019. Menanggapi permintaan warga itu, Anies hanya mendengarkan.
Sementara, sehari sebelumnya, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Serikat Becak Jakarta (Sebaja) justru memintanya untuk tetap menjadi gubernur hingga masa jabatannya usai. Soal ini, Anies heran, karena hanya berjarak sehari, ada 2 permintaan berbeda dari masyarakat.
Mengenai Pilpres 2019, Anies memang masih tetap pada pendiriannya untuk tetap memimpin Jakarta hingga masa jabatannya selesai. Ia pun teramat jarang ketika ditanyai tentang calon presiden dan calon wakil presiden.
Kepada mereka yang memintanya menjadi calon presiden, Anies mengucapkan terima kasih. Untuk soal capres dan cawapres biarkan para pemimpin sekarang yang memutuskan. “Kerjaan saya di Jakarta,” tutur Anies seperti dikutip Liputan6.com pada Rabu (25/7).
Sedangkan, kepada warga yang tetap memintanya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies tak main-main untuk menunaikan semua janjinya pada saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebagai gubernur saat ini, maka semua yang dijanjikan akan dilunasi.
Akan tetapi, ia tampaknya khawatir pernyataan itu dinilai sebagai penolakan terhadap partai politik yang ingin mengusungnya sebagai capres. Janji disebut sebagai komitmen yang harus ditepati. [KRG]