Kapal Sam Ratulangi P600 yang ditemukan terdampar di Myanmar tanpa awak dan muatan.

Koran Sulindo –Misteri muasal kapal kargo Sam Ratulangi P600 yang beberapa hari terakhir memicu kegemparan karena terdampat di Myanmar  tanpa awak dan muatan mulai terkuak.

Ternyata kapal tersebut miliki Djakarta Lloyd sebuah BUMN perkapalan di Indonesia yang sudah dilego bulan Mei silam.

Pejabat kepolisian di Myanmar seperti dikutip kantor berita Prancis AFP, menyebut kapal itu terlepas di tengah cuaca buruk ketika tengah diderek dari Indonesia menuju sebuah pelabuhan di Bangladesh.

Di pelabuhan itu, menurut rencana kapal tersebut akan dipreteli menjadi besi tua.

Kapal itu dilelang bulan Mei dengan pemenang PT Mandara Putra Bajatama yang kemudian menjualnya kepada sebuah perusaaan di Singapura.

Menurut Juru bicara Kemenlu Indonesia Armanata Christian kapal Sam Ratulangi P600  tersebut bukan lagi milik perusahaan Indonesia.

“Perusahaan yang memiliki kapal itu adalah Smith Salvage Company dari Singapura,” kata Armanata seperti dikutip dari Kumparan.com, Sabtu (1/9).

Sam Ratulangi P600 memicu kehebohan di Myanmar ketika nelayan dari Desa Thama Seitta, Thongwa, Myanmar menemukan kapal tersebut dalam keadaan kosong tanpa awak dan muatan, Selasa (28/2) malam waktu setempat.

Setelah melaporkan kepada pihak berwenang, sebuah tim penjaga pantai gabungan terdiri dari angkatan laut dan polisi bergantian mengawasi kapal namun tak mendeteksi orang-orang di dalamnya.

Pada pernyataan yang diposting di Facebook, polisi Yangon menyatakan kapal tersebut “terdampar di pantai dan sehelai bendera Indonesia.”

Polisi juga menyebut selain sudah dalam keadaan sudah karatan di sana-sini kapal itu seperti baru saja ditinggalkan awaknya.

Anggota parlemen regional U Ne Win Yangon untuk Thongwa mengatakan ketika polisi dan angkatan laut Myanmar memeriksa kapal tersebut mereka gagal menemukan awak dan barang apapun.

“Tidak ada awak atau kargo yang ditemukan di kapal. Itu cukup membingungkan bagaimana kapal besar muncul di perairan kami, ”katanya.

U Aung Kyaw Linn, sekretaris jenderal Federasi Independen Pelaut Myanmar, mengatakan kapal masih dalam kondisi berjalan.

“Menurut saya, kapal itu baru saja ditinggalkan. Pasti ada alasannya mengapa itu ditinggalkan,” katanya.

Dari Marine Traffic sebuah situs yang melacak seluruh pergerakan kapal di dunia diketahui  Sam Ratulangi PB 1600 dibuat tahun 2001. Kapal tersebut memiliki bobot mati 26.500 ton dengan panjang 177,35 meter serta lebar lambung 27,91 meter.

Marine Traffic mencatat, kali terakhir transponder kapal itu terdeteksi dilaporkan berada di Taiwan pada tahun 2009. [TGU]