Dianggap Eksklusif, SBY Kritik Kampanye Akbar Prabowo-Sandi

Koran Sulindo – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono cemas dengan kampanye calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dianggapnya tak mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas.

Kecemasan itu terungkap dalam suratnya kepada para petinggi Partai Demokrat yakni Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hassan dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Dalam surat yang ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April itu disebut ia menerima khabar tentang set up, run down hingga tampilan fisik kampanye akbar itu bertengangan dengan semangat kebhinnekaan dan inklusivitas.

SBY dalam surat itu juga meminta konfirmasi apakah berita yang ia dengar itu benar atau tidak.

“Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif,” kata SBY dalam suratnya.

Baru pada malam harinya, SBY mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari lingkaran Prabowo berita yang ia dengar tersbeut mengandung kebenaran.

“Saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut,” kata SBY.

SBY menyebut penyelenggaraan kampanye nasional, di mana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya harus tetap dan senantiasa mencerminkan inclusiveness dan mengacu pada ‘Indonesia Untuk Semua’ sekaligus kebhinekaan atau kemajemukan.

“Cegah demonstrasi apalagi ‘show of force’ identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim,” tulis SBY.

Lebih lanjut SBY juga menekankan proses kampanye mesti memosisikan para kandidat sebagai pemimpin semua pihak. Ia menyebut pemimpin yang mengedepankan permainan identitas akan menjadi pemimpin rapuh.

“Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai ‘pro Pancasila’ dan ‘pro Kilafah’,” tulis SBY.

SBY tak ingin masyarakat menjadi terbelah dan saling bermusuhan. Menurutnya, banyak contoh negara menjadi hancur karena akibat konflik di masyarakatnya. Oleh karena itu, SBY berpesan kepada Prabowo dan Jokowi untuk mengedepankan kampanye visi, misi, program kerja.

Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin kepada wartawan menyebut saran Partai Demokrat seperti yang tertulis dalam surat SBY tersebut diikuti.

“Pak SBY mengingatkan. Hari ini kita perhatikan apa yang wujud dalam kampanye hari ini sudah mengikuti apa yang kira-kira diingatkan oleh Pak SBY,” kata Amir, Minggu (7/4).

Menurut Amir, selama ini bergulir kesan politik identitas sudah sedemikian masifnya dan SBYkhawatir kesan politik identitas itu mencapai puncaknya di kampanya akbar Prabowo-Sandi hari ini.

“Alhamdulillah, peringatan yang diberikan sebelum kampanye, saran, nasihat dan pandangan dari SBY, Alhamdulillah cukup diperhatikan,” kata dia.

Seperti diketahui hari ini, Senin (07/4) pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 menggelar kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Di depan massa pendukungnya Prabowo menyebut jumlah massa yang datang dikampanye itu mencapai sebanyak sejuta lebih orang.

“Panita, berapa yang sudah dihitung hadir di sekitar Senayan? Berapa?”  tanya Prabowo ke panitia. “Satu juta lebih!” kata Prabowo.

Dia menyatakan orang-orang yang menjadi peserta kampanye hari ini tidak diberi duit. Bahkan sebaliknya, massa inilah yang memberi duit ke Prabowo.  “Saudara-saudara dikasih uang nggak ke sini? Bagaimana satu juta orang mau dikasih uang? Bahkan tadi saya di mobil saya yang dikasih uang oleh rakyat,” kata dia.[TGU]