Di Manapun Isu Palestina Dibahas, Di Situ Selalu Ada Indonesia

Ilustrasi: Kementerian Luar Negeri RI mengadakan kegiatan "Walk for Peace and Humanity: Jalan Bersama untuk Kemerdekaan Palestina" di Jakarta, Minggu pagi (14/10)/Kementerian Luar Negeri

Koran Sulindo – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo, di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini. Menlu Palestina menyampaikan apresiasinya atas hubungan dan dukungan yang selalu diberikan Indonesia kepada Palestina.

“Tadi disampaikan bahwa di manapun isu Palestina dibahas, dia melihat di situ selalu ada Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, usai mendampingi Presiden Jokowi menerima Menlu Palestina tersebut, di Jakarta, Senin (15/10/2018), seperti dikutip setkab.go.id.

Menurut Menlu, inti kunjungan Menlu Palestina ke Presiden Jokowi itu adalah ucapan terima kasih Palestina kepada pemerintah Indonesia, kepada rakyat Indonesia atas dukungan yang diberikan selama ini.

“Dan mereka sangat merasakan kehadiran kita, dukungan kita yang konsisten, terus menerus terhadap perjuangan bangsa Palestina,” kata Menlu.

Dalam pertemuan itu,  Presiden Jokowi dan Menlu Palestina melakukan perbincangan di beranda belakang Istana Merdeka Jakarta.

Presiden Jokowi mengenakan setelan jas warna gelap dengan dasi warna merah.  Menlu Palestina juga mengenakan setelan jas warna gelap dengan dasi warna hitam.

Sebelumnya Dubes Palestina untuk Indonesia pernah menyampaikan harapannya Indonesia memiliki kedutaan tersendiri di Palestina.

Meski memiliki hubungan diplomatik, kantor Kedutaan Indonesia untuk Palestina sampai saat ini masih merangkap bersama KBRI Yordania yang berkedudukan di Amman.

Pemerintah Indonesia masih belum bisa membuka kantor perwakilan diplomatik yang berkedudukan di Palestina, baik itu di Ramallah (ibu kota administratif saat ini), apalagi di Yerusalem, karena status Palestina yang belum merdeka secara utuh. Ditambah lagi, persoalan diplomatik serta konflik Israel-Palestina yang masih belum terselesaikan.

Pekan Solidaritas untuk Palestina

Kementerian Luar Negeri mengadakan Pekan Solidaritas untuk Palestina (Solidarity Week for Palestine) pada 13-17 Oktober 2018 sebagai bentuk komitmen dukungan Indonesia yang tidak pernah padam bagi perjuangan Palestina.

Pekan Solidaritas untuk Palestina itu diadakan bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki ke Indonesia.

“Ini adalah bentuk kesinambungan komitmen Indonesia untuk Palestina, serta untuk meningkatkan pemahamaan dan kepedulian bangsa Indonesia atas perjuangan bangsa Palestina,” kata Menlu.

Pekan Solidaritas itu diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan pemerintah, lembaga internasional, lembaga swadaya masyarakat (LSM) kemanusiaan, para tokoh lintas agama, filantropis dan masyarakat Indonesia.

Menlu RI dan Menlu Palestina hadir di tengah-tengah masyarakat dalam rangkaian acara tersebut.

Kedua Menlu bersama dengan Wali Kota Bandung meresmikan “Palestine Walk: Road to Freedom” di Bandung pada Sabtu (13/10/2018) lalu.

Sementara di Jakarta, Menlu RI dan Menlu Palestina bersama dengan tokoh masyarakat dan pemuka lintas agama akan berjalan bersama dalam kegiatan Walk for Peace and Humanity saat Car Free Day pada Minggu (14/10/2018).

Kedua Menlu juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan konsultasi bilateral yang pertama pada Selasa (16/10).

Dalam rangkaian kegiatan Indonesian Solidarity Week for Palestine, Menlu Maliki juga berdiskusi dengan para pelajar dan sahabat museum di Museum Asia Afrika pada Sabtu lalu, kemudian akan memberikan kuliah umum dan berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen di Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia di Jakarta pada Senin (15/10/2018) ini.

Selain itu, Menlu Palestina bertukar pikiran dengan para tokoh masyarakat, pemuka lintas agama dan filantropis Indonesia, serta meninjau pelatihan peningkatan kapasitas yang diberikan pemerintah Indonesia untuk warga Palestina.

Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

Mulai Januari 2019 nanti Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, sedangkan masalah Palestina akan dibahas dalam dua tahun nanti.

“Keberadaan Indonesia di situ tidak saja mempresentasikan kepentingan Indonesia tetapi juga kepentingan negara negara yang tidak ada di DK PBB termasuk kepentingan Palestina,” kata Menlu.

Menlu Palestina menyampaikan Palestina bergembira dan menyambut baik karena Indonesia ada di DK PBB.

“Komunikasi kita baik pada level menlu maupun dubes di New York akan kita intensifkan selama kita menjadi Anggota Tidak Tetap PBB,” katanya.

Ia menyebutkan selama ini Indonesia berjuang mendorong kemerdekaan Palestina dan tidak akan berubah ketika berada di DK PBB.

“Perjuangan sudah cukup lama, perjuangan kita untuk mendukung kemedekaan Palestina terus dilakukan melalui semua jalan hingga saat ini,” katanya.

Tarif Nol Persen

Indonesia juga memberikan dukungan penguatan kapasitas ekonomi Palestina antara lain dengan pengenaan tarif bea masuk nol persen untuk sejumlah produk dari negara itu.

“Dengan zero tarif maka daya saing akan meningkat, kalau naik akan berdampak kepada  ekonomi Palestina yang berdampak pada harga barang itu,” kata Menlu. [DAS]