Koran Sulindo – Adelina Sau, tenaga kerja Indonesia yang meninggal di Malaysia karena kelaparan karena tak diberi makan majikannya. Selain disuruh tidur dengan seekor anjing, kondisi fisik yang lemah membuat wanita malang itu jatuh sakit.
Perwakilan Kementerian Luar Negeri Tody Baskoro mengutip hasil pemeriksaan otoritas Malaysia menyebut Adelina tidak mengalami penyiksaan fisik.
“Pemeriksaan oleh otoritas di Malaysia, bukan penyiksaan secara fisik yang diterima oleh Adelina, tapi karena tidak diberi makan sehingga kelaparan,” kata Tody seperti disampaikan kepada wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (17/2).
Sedangkan terkait luka di kaki yang diduga disebabkan oleh bekas gigitan anjing, Tody menyebut masih harus dipastikan melalui pemeriksaan postmortem.
Sementara itu terkait penyebab kematian Adelina, jajaran kepolisian Malaysia telah memeriksa 19 orang saksi. Mereka yang diperiksa termasuk dokter yang merawat korban dan tetangga rumah tempat Adelina diduga tidur di teras bersama anjing jenis Rottweiler.
Adelina meninggal di rumah sakit setelah mengalami penyiksaan di rumah majikannya di Penang, Malaysia. Ia sempat dibawa ke kantor polisi oleh majikannya setelah dilaporkan seorang asisten anggota parlemen Penang.
Saat dibawa ke kantor polisi, kondisi Adelina terluka para pada bagian kepala, lengan dan kaki. Ia meninggal setelah sehari menjalani perawatan di Rumah Sakit Bukit Mertajam, Malaysia.
Hingga saat ini polisi sudah menahan tiga orang ditahan terkait kematian Adelina tersebut. Ketiganya adalah dua orang kakak beradik, yang salah satunya adalah majikan Adelina. Sedangkan orang ketiga yang ditahan polisi adalah wanita berusia 60 tahun yang merupakan ibu dari majikan Adelina.
Kepala Polisi Penang, Datuk A. Thaiveegan memastikan penyelidikan untuk mengungkap kematian Adelina tersebut sudah hampir tuntas.
“Kami menunggu laporan post-mortem sebelum mengemas dan menyerahkan surat-surat tersebut ke deputi jaksa penuntut umum,” kata Thaiveegan seperti dilansir The Star.
Ia menyebut ketiga orang itu tak memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Sementara itu, hari ini jenazah Adelina tiba di kampungnya dan diserahterimakan pada keluarga sekitar pukul 17.30 WIT atau 15.30 WIB di Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Serah terima jenazah kepada keluarga disaksikan oleh wakil dari Kemenlu dan pejabat Pemda Timor Tengah Selatan. Pada kesempatan itu juga diserahkan transfer uang kompensasi kepada keluar Adelina.
“Kami sekeluarga sangat terpukul, terutama mama, rasanya sedih sekali adik kami pulang sudah jadi mayat,” kata Marsel Sau, kakak kandung Adelina, Sabtu, (17/2).
Lebih lanjut, Marsel menceritakan kisah keberangkatan Adelina bermula dari seorang wanita yang mendatangi adiknya dan menawarkan bekerja di Malaysia dengan iming-iming sejumlah uang. Meski rayuan itu ditolak keluarga, namun pada Agustus 2015, Adelina menghilang dari rumah dan ternyata diketahui telah bekerja di Malaysia dengan pemalsuan identitas yang berbeda atas nama Adelina Lisao.
“Kami awalnya tidak tahu kalau itu adik kami, karena namanya berbeda, namun setelah ada fotonya baru kami tau kalau benar itu adik kami,” kata Marsel.
Bibi korban, Petronela Koa juga menuturkan Adelina dibawa pergi perekrut saat ibu Adelina berada di kebun, sedangkan ayahnya berada di rumah, tetapi tidak mengenal siapa perekrut itu.
“Bapak sudah tua. Saat itu perekrut menitipkan uang Rp 150 ribu, katanya uang sirih pinang,” kata Petronela menuturkan. [TGU]