Koran Sulindo – Sinar wajah Ratna Sari Dewi atau biasa dikenal dengan panggilan Dewi Soekarno begitu sumringah. Senyumnya mengembang, membuat dia semakin terlihat cantik dan anggun, meski usianya hampir 80 tahun. Salah seorang istri Presiden Soekarno itu sedang merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di sebuah resor di daerah Pasuruan, Jawa Timur, dalam pesta privat pada 19 Agustus 2017 lalu.
Foto-foto Dewi Soekarno dalam pesta itu diunggah oleh sosialita, Tuti Kresna Boediwibowo, yang juga hadir dalam perayaan tersebut. Hadir juga dalam pesta itu antara lain Miranda Goeltoem dan Poppy Dharsono. “Sebuah private party, Masquerade Ball, pesta topeng, di sebuah mansion di jantung perkebunan kolonial, jauh di pedalaman Jawa Timur, a sureal magical nite,” tulis Tuti dalam status Facebook-nya, yang kami kutip dengan izinnya.
Ratna Sari Dewi adalah perempuan Jepang, yang dinikahi oleh Bung Karno dalam usia 19 tahun pada tahun 1962. Nama aslinya Naoko Nemoto. Perkenalannya dengan Bung Karno terjadi di Jepang pada tahun 1958 dan setahun kemudian ia menjadi warga negara Indonesia, karena jatuh cinta kepada Indonesia, selain juga cinta kepada Bung Karno. Pernikahan Dewi dan Bung Karno dianugerahi seorang putri, yang diberi nama Kartika Sari Dewi Soekarno.
Ketika Presiden Soekarno akan digulingkan dari kursi kepresidenannya, Dewi juga merasakan getirnya kehidupan. Ia sempat mengungsi ke luar negeri bersama buah hatinya, Kartika.
“Dewiku tercinta, saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, Sayang! Sayang dan 1000 ciuman, Soekarno,” demikian surat yang ditulis Bung Karno kepada Dewi. Bung Karno memang biasa memanggi Dewi dengan panggilan “Sayang” atau “Dewiku”.
Ketika Bung Karno mulai sakit-sakitan dan dikenakan tahanan rumah di Wisma Yaso oleh Jenderal Soeharto, Dewi Soekarno kembali ke Indonesia. Ia menemani Bung Karno sampai Putra sang Fajar dipanggil menghadap Yang Mahakuasa.
Dewi lalu menetap di Paris. Namun, pada tahun 1983, ia kembali ke Jakarta. Pada tahun 2008, Dewi kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo. [RAF]