Deretan 8 Film Perang Soviet Terbaik, Nomor 3 Paling Dramatis

Dalam deretan 8 film perang Soviet terbaik ini, ada satu yang terkenal paling dramatis sepanjang masa. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Meski penuh dengan kekejaman dan kengerian, Perang Dunia 2 tetap menjadi momen bersejarah yang banyak dibahas dari tahun ke tahun. Hingga kini, banyak orang di seluruh dunia yang mengagumi keberanian dan heroisme negara-negara sekutu, termasuk Uni Soviet, dalam memerangi kebengisan Nazi Jerman selama periode mematikan tersebut. Tidak sedikit pula yang mengabadikan momen-momen penting perang dalam bentuk film.

Uni Soviet adalah salah satu negara yang telah menghasilkan beberapa film perang yang menyoroti perjuangan para prajurit di Front Timur selama Perang Dunia 2. Dari sekian banyaknya film yang bertebaran, berikut Koran Sulindo telah merangkum deretan 8 film perang Soviet terbaik, dengan nomor 3 menjadi yang paling dramatis, dilansir dari Screen Rant.

1. Ballad Of A Soldier (1959)

Ballad of a Soldier adalah film perang Soviet terbaik yang pertama. Berfokus pada sisi kemanusiaan dalam perang dan jauh dari konflik, film ini menceritakan tentang tentara Soviet Alyosha Skvortsov yang diizinkan mengunjungi ibunya setelah berhasil menangkis dua tank musuh seorang diri.

Dalam perjalanan pulang, Alyosha melihat kehancuran negaranya yang dilanda perang, tetapi menemukan secercah harapan di antara orang-orang yang bertahan hidup dan bahkan jatuh cinta. Ada berbagai hubungan cinta dan pengabdian yang intim dalam film ini, seperti sepasang kekasih muda, sepasang suami istri, serta seorang ibu dan anaknya, semuanya dengan latar belakang kekacauan dan kengerian perang.

Disutradarai oleh Grigory Chukhray, film ini mendapat ulasan positif, memenangkan dan dinominasikan untuk BAFTA dan Academy Awards, dengan kisah-kisah pribadi tentang bagaimana perang mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga sipil yang beresonansi dengan penonton.

2. The Cranes Are Flying (1957)

Film perang Soviet terbaik yang kedua adalah The Cranes Are Flying. Disutradarai oleh Mikhail Kalatozov, film ini mengisahkan tentang sepasang kekasih Soviet yang saling mencintai, yaitu Veronica dan Boris. Akan tetapi, Perang Dunia II memisahkan mereka. Dengan Boris berada di garis depan, Veronica harus berusaha menangkal mati rasa spiritual dan mempertahankan diri dalam pernikahan yang penuh kekerasan dan tanpa cinta.

Film ini memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes 1958 karena penampilannya yang bersemangat, emosi yang mendalam, dan visual unik dan inventif yang merupakan terobosan baru bagi film-film Soviet pada saat itu.

3. Come And See (1985)

Selanjutnya ada Come and See, salah satu film perang Soviet terbaik dan paling dramatis sepanjang masa, menceritakan perjuangan seorang remaja laki-laki bernama Flyora saat menghadapi invasi brutal Nazi di Belarus.

Flyora dipaksa bergabung dengan kelompok perlawanan yang bertujuan melawan skuadron Jerman. Akan tetapi kelompok itu kalah telak dan anggota-anggotanya ditangkap. Flyora kemudian dipaksa menyaksikan dan terlibat dalam beberapa kekejaman paling mengerikan selama perang.

Sebagai sutradara untuk film ini, Elem Klimov menunjukkan kebrutalan dan tindakan kejam yang dilakukan oleh Nazi, seperti membakar gereja yang penuh dengan penduduk desa. Hampir diblokir oleh sensor Soviet, film dramatis ini memadukan adegan hiperrealistis dengan surealisme membingungkan yang memberikan keseimbangan sempurna, dipadukan dengan penampilan memukau dan arahan penuh seni.

4. Enemy At The Gates (2001)

Meski disutradarai oleh orang Barat, yaitu Jean-Jacques Annaud, Enemy At The Gates menunjukkan pertempuran dramatis selama Perang Dunia 2 dari perspektif Uni Soviet. Film ini berkisah tentang perjuangan seorang penembak jitu Soviet bernama Vasily Zaitsev selama pertempuran.

Vasily berteman dengan seorang perwira politik, yang menjadikannya pahlawan dalam kampanye propagandanya. Persahabatan mereka terancam saat keduanya jatuh cinta pada seorang prajurit wanita cantik. Dan saat pertempuran semakin memanas, Vasily diburu oleh penembak jitu Nazi yang paling elit.

Enemy at The Gates banyak dikritik di Rusia dan di Eropa karena menampilkan ketidakakuratan sejarah dan mengandung adegan romantis yang tidak perlu. Namun film ini penuh intrik dan ketegangan.

5. They Fought For Their Country (1975)

Bertema Perang Dunia 2, They Fought For Their Country mengisahkan perjuangan barisan belakang tentara Soviet dalam melindungi jembatan Sungai Don dari tentara Nazi Jerman yang berniat merebut Stalingrad. Saat dalam perjalanan kembali ke wilayah Rusia melalui pedesaan, para prajurit menunjukkan persahabatan, ketakutan, dan kepahlawanan mereka untuk mempertahankan tanah air.

They Fought For Their Country adalah sebuah film yang didasarkan pada karya penulis Mikhail Sholokhov, disutradarai oleh Sergei Bondarchuk yang terkenal dengan drama-drama periode dan perang yang luas. Film banyak dipuji karena menampilkan akting yang terasa sangat alami dan realistis, menunjukkan bagaimana para prajurit yang kelelahan dan rentan tetap optimis dalam pertempuran.

6. Stalingrad (1993)

Stalingrad adalah film perang yang tidak kalah dramatis, mengisahkan satu peleton prajurit infanteri Nazi Jerman yang tiba-tiba dipindahkan langsung ke garis depan Pertempuran Stalingrad.

Setelah serangkaian pengeboman dan baku tembak, setengah dari peleton terbunuh atau terluka. Sisanya tertekan di bawah pemimpin baru mereka, yaitu seorang Kapten yang sadis dan bengis. Para prajurit ini menghadapi dilema: tetap bertahan dan besar tewas saat bertugas, atau meninggalkan pos dan menyerah kepada Soviet.

Disutradarai oleh Joseph Vilsmaier, film ini menunjukkan kengerian di garis depan, beban psikologis, dan pertempuran yang melelahkan dan destruktif. Potret karakter yang sangat manusiawi membuat film ini wajib ditonton oleh penggemar film perang Soviet.

7. Hot Snow (1972)

Hot Snow merupakan adaptasi dari novel karya Yuri Bondarev tahun 1969 yang berjudul sama. Berlatar belakang Pertempuran Stalingrad, film perang ini mengisahkan perjuangan satu batalion tank Soviet dalam mempertahankan posisi strategis dan kritis.

Hot Snow mengikuti narasi melalui sudut pandang sang Jenderal saat dia dan para prajuritnya menghadapi banyak situasi sulit selama Operasi Barbarossa, berusaha menggagalkan rencana Nazi untuk menaklukkan Uni Soviet.

Berkat arahan Gabriel Yegiazarov, film ini menampilkan adegan dan aksi yang terasa sangat realistis. Dipadukan dengan koreografi dan desain suara yang luar biasa, para penonton akan merasa seperti sedang bertempur bersama tentara Soviet.

8. Panfilov’s 28 Men (2016)

Film perang Soviet terbaik yang terakhir adalah Panfilov’s 28 Men. Film ini disutradarai oleh Kim Druzhinin dan Andrey Shalopa, mengisahkan perjuangan 28 prajurit Divisi Senapan ke-316 Tentara Merah, di bawah komando Jenderal Ivan Panfilov, dalam menghentikan laju 54 tank Jerman dari Divisi Panzer ke-11 ke Moskow selama beberapa hari Pertempuran Moskow.

Dengan persenjataan yang tidak memadai, para prajurit ini bertempur tanpa lelah, menunjukkan keberanian luar biasa dan dedikasi yang tak tergoyahkan untuk melindungi ibu kota dan tanah air mereka.

Film ini direkam dengan sangat indah, adegan pertempurannya digarap dengan baik, dan penggambaran tentang suasana medan perang terasa sangat otentik sehingga memberikan gambaran yang realistis. Soundtrack-nya juga membuat penonton dapat merasakan ketegangan dan kekerasan perang.

Itulah tadi deretan 8 film perang Soviet terbaik. Mana yang menjadi favorit Anda? Apakah Anda setuju bahwa film ketiga dalam daftar tersebut merupakan yang paling dramatis? [BP]