Ilustrasi: Polisi membawa barang bukti dalam penggrebekan terduga teroris di Bandung, Selasa 15 Agustus 2017/AFP-Timur Matahari

Koran Sulindo – Polisi menahan 5 terduga teroris dan menyita bahan kimia di Bandung, hari ini. Bahan kimia itu rencananya akan digunakan untuk membuat bom yang akan diledakkan  di istana kepresidenan Jakarta pada akhir Agustus.

Dua di antara terduga teroris itu adalah sepasang suami dan istri yang dideportasi dari Hong Kong karena diduga menyebarkan ideologi radikal.

Polisi menduga mereka bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dianggap terlibat dalam serangkaian serangan teroris di Indonesia, antara lain pada Januari 2016 yang menyebabkan 4 warga sipil tewas.

“Kami menemukan bukti di salah satu rumah tersangka. Buktinya adalah bom yang terbuat dari bahan kimia,” kata juru bicara Polda Jabar, Yusri Yunus, di Bandunfg, Selasa (15/8), seperti dikutip AFP.

Yunus mengatakan mereka berencana mengebom istana negara, sebuah markas polisi, dan juga petugas jaga.

Polisi menduga kelompok ini mendapat pelatihan membuat bomperangkat dari blog yang ditulis Bahrun Naim, seorang warga Indonesia yang bertempur dengan Daesh (ISIS) di Suriah.
Bahrun diduga terlibat dalam banyak serangan teror, yang sebagian besar gagal, dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan teroris terakhir yang besar terjadi di terminal Kampung Melayu menjelang lebaran Mei lalu yang menewaskan 5 orang termasuk 3 orang polisi. Setelah itu serangkaiang serangan teror berubah pola menjadi serangan kecil-kecilan, lone wolf, yang menyasar polisi.

“Ini mungkin pertama kalinya metode semacam itu digunakan di Jawa Barat, yang melibatkan bahan kimia yang sangat berbahaya,” kata Yusri Yunus, seperti dikutip Reuters.com.

Menurut Yunus, beberapa toko menolak menjual bahan kimia tersebut kepada para tersangka.

Beberapa anggota Detasemen Khusus 88 (Densus 88) menceritakan saat mereka mengrebek rumah tersangka, banyak yang mengalami sensasi terbakar dan kemerahan pada kulit mereka saat mereka memasuki rumah.[DAS]