Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Gorontalo

Ilustrasi/tribratanews

Koran Sulindo – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror menangkap 3 terduga teroris di Desa Ayumolingo, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Senin (25/6/2018) kemarin.

“Ancamanan terorisme bisa saja terjadi setiap saat, Polri dan TNI harus selalu siap menanganinya,” kata Kapolda Gorontalo, Brigjen Pol Rachmad Fudail, di Gorontalo, Selasa (26/6/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Polisi masih mendalami sejauh mana keterlibatan mereka dengan aksi terorisme.

“Nanti kita menyampaikan hasilnya seperti apa kepada masyarakat. Kita memiliki Densus 88 dan satuan lainnya, jika ada yang terindikasi demikian Polri sudah melakukan langkah-langkah antisipasi,” kata Rachmad.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap warga Lampung terduga teroris yang ikut dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Dusun Titi Rantai, Kecamatan Rejosari, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (25/6/2018), pukul 14.30 WIB.

Dari lokasi yang kurang lebih 10 km dari jalan utama bypass Soekarno-Hatta, petugas mengamankan HS dengan 10 macam barang, di antaranya HP, buku-buku bertuliskan tulisan Arab dan kumpulan kertas bertuliskan Jihadi.

Berdasarkan keterangan Babinsa Koramil 421/06 Natar Serma Sugiyo, dari kediaman HS itu, petugas membawa sejumlah barang. Sedangkan Kapolsek Natar Kompol Rosef Effendi mengatakan, dirinya hanya membackup pengamanan penangkapan terduga teroris itu.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Lampung, Kombes Amran Ampulembang, mengatakan sudah menerima informasi penangkapan itu.

“Sekarang sedang dalam proses penyelidikan. Tadi saya juga sudah dengar informasi itu dari anggota saya. Dan kemungkinan kuat dia itu termasuk dalam rombongan JAD,” katanya.

Kakak ipar HS, BS, yang ditemui di lokasi mengaku dirinya juga diminta turut serta dalam penggeledahan rumah HS itu.

“Dia itu baru datang ke sini, sebelum puasa. Anak ada dua dan istrinya juga tinggal di sini,” kata pria berusia 63 tahun itu.

Menurut BS, adik iparnya tersebut sudah pernah diamankan polisi di Provinsi Aceh terkait gerakan-gerakan separatis seperti GAM. Setelah itu, dia hanya tahu HS masuk penjara selama 6 tahun.

Sasar Pilkada

Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sebanyak 13 anggota kelompok teroris yang ditangkap pekan lalu tersebut diduga ingin mengacaukan Pilkada serentak 2018.

“Karena bagi kelompok teroris itu pesta demokrasi dianggap tidak sesuai sistem mereka. Sehingga pesta demokrasi adalah sistem syirik,” kata Tito, usai rapat koordinasi sentral sektoral dalam rangka kesiapan pengamanan Pilkada serentak 2018 di Mabes Polri, Senin (25/6/2018).

Untuk mencegah gangguan dalam Pilkada, Densus 88 terus melakukan penindakan. Dalam penangkapan di Depok, Jawa Barat, 2 tersangka teroris harus ditembak mati karena melakukan perlawanan.

Tito meminta masyarakat jangan takut datang ke tempat pemungutan suara (TPS), pada Rabu (27/6/2018) besok.

“Preventif kita minta masyarakat jangan ragu-ragu untuk jangan ragu ke TPS,” kata Kapolri.

Sebelumnya, Sabtu (23/6/2018) lalu, Densus menangkap 2 tersangka berinisial AS dan AZW warga Bogor, di Jalan Tole Iskandar, Depok, Jabar.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Mohammad Iqbal menceritakan kronologi penangkapan. Kedua tersangka yang sedang berboncengan disergap oleh tim Densus.

“Terduga teroris melakukan perlawanan  dengan menyerang petugas dan mengancam nyawa petugas dengan menggunakan pisau komando dan pistol, sehingga petugas terpaksa melakukan upaya pelumpuhan, yang mengakibatkan kedua terduga teroris meninggal dunia,” katanya.

Dari tangan tersangka disita barang bukti sebilah pisau dan pistol jenis FN beserta 10 butir peluru.

Selain di Depok, sehari sebelumnya, Densus juga menangkap terduga teroris berinisial M di jembatan layang Jalan Eyang Tirtapraja, Pamanukan, Subang, Jabar. Terduga teroris dari kelompok Jamaah Anshorut Daulah Indramayu itu diberi tindakan tegas lantaran berusaha mengambil bom dari dalam ransel.

Jenazah M dan kedua teroris di Depok, saat ini berada di kamar jenazah RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

“Diduga akan melakukan aksi amaliyah saat Pilkada serentak,” kata Iqbal. [YMA/DAS]