Koran Sulindo – Protes yang melibatkan ratusan ribu orang di seluruh Prancis berakhir dengan ratusan orang terluka dan 1 orang dinyatakan tewas karena ditabrak dan dilindas mobil. Protes dengan gerakan “jaket kuning” itu menolak penaikan harga bahan bakar yang membebani rakyat.
Seperti yang dilaporkan The Local, Menteri Dalam Negeri Prancis, Christope Castaner mengatakan, jumlah korban terluka naik dua kali lipat dari perkiraan awal. Jumlahnya kini mencapai lebih dari 400 orang yang di antaranya 14 orang mengalami luka serius. Protes tersebut disebut Castaner sebagai “malam” bergolak di 87 lokasi di seluruh Prancis.
Para demonstran mengekpresikan sikap mereka dengan memblokade jalan karena penaikan harga bahan bakar minyak serta pajaknya. Dari jumlah yang terluka itu termasuk 28 kepolisian, pemadam kebakaran dan sebagainya.
Kepada radio, Castaner mengatakan, jumlah peserta yang ikut dalam protes mencapai 288 ribu. Sekitar 3.500 orang menginap di ibu kota Prancis. Polisi menangkap sekitar 282 orang dan 157 orang ditahan.
Kenaikan harga solar melonjak 16 persen pada tahun ini dari rata-rata 1,24 euro (US$ 1,41) per liter menjadi 1,48 euro (US$ 1,69). Bahkan mencapai 1,59 euro pe liter pada Oktober ini. Kenaikan harga ini disebabkan meningkatnya harga minyak dunia dari US$ 60 per barel menjadi US$ 86,7 per barel pada awal Oktober 2018.
Demonstran entah mengapa tidak memprotes OPEC atau Amerika Serikat (AS) karena kebijakan mereka produksi minyak dunia menjadi turun. Sanksi kepada Iran, misalnya, membuat ekspor minyak negara tersebut berkurang.
Karena protes ini, sebuah jajak pendapat dalam sebuah koran di Prancis menunjukkan popularitas Macron, Presiden Prancis menurun 4 poin menjadi 25 persen. Survei yang dilakukan antara 9 hingga 17 November dengan 1.957 responden. [KRG]