Koran Sulindo – Dalam rangka menjaga kelangsungan dunia usaha, Kamar Dagang dan Industri Indonesia berharap pemerintah percepat realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional terutama bagi UMKM.
Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani, perlu ada penyempurnaan sistem agar tidak kaku, sehingga dapat mempercepat penyaluran stimulus kepada pelaku UMKM.
“Kalau kita lihat secara keseluruhan dari total dana PEN Rp695 triliun itu baru tersalurkan 27 persen. Kita lihat masalah insentif usaha di level 14 persen, padahal kita tahu dunia usaha UMKM terdampak siginifikan,” ujar Rosan di Jakarta, Rabu (2/9).
Rosan pun memperkirakan bila Pemerintah terlalu kaku dalam penyeluran itu, akan berdampak kepada pemulihan ekonomi sekala nasional.
“Kalau kaku penyerapannya jadi sangat rendah, tentunya tetap menjunjung asas keterbukaan,” ucap Rosan.
Meski begitu, Rosan mengapresiasi Program Bantuan Presiden Produktif untuk pelaku usaha mikro sebesar Rp2,4 juta dengan target 12 juta pelaku usaha hingga subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat super mikro.
“UMKM kan bertahan bagaimana jaga cashflow, program itu jadi hal positif dalam rangka menjaga kelangsungan UMKM dan dunia usaha,” kata Rosan.
Sementara, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan, pihaknya sedang berencana untuk mengeluarkan program tambahan dalam rangka mempercepat penyerapan.
“Dua program yang sudah diketahui yang awalnya belum ada di agenda tapi sudah berjalan dengan baik yaitu subsidi gaji dan usaha mikro. Jadi ini salah satunya untuk percepatan penyerapan. Lalu ada beberapa program baru lagi selain me-review program lama,” kata Erick.
Erick mengaku terus berupaya untuk mempercepat serapan Program PEN agar dapat membantu daya beli masyarakat dan memberikan stimulus terhadap ekonomi.
“Kami dari komite mendapat masukan yang luar biasa dari Kadin dan akan disampaikan langsung oleh saya kepada komite, juga dengan para Satgas PEN, bagaimana kita bisa mengeksplorasi daripada masukan ini menjadi sebuah program yang riil yang bisa dijalankan,” ujar Erick. [WIS]