Presiden Jokowi meluncurkan Holding dan Program Strategis BUMN Industri Pertahanan Defend ID, Rabu (20/04/2022), di Surabaya. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
Presiden Jokowi meluncurkan Holding dan Program Strategis BUMN Industri Pertahanan Defend ID, Rabu (20/04/2022), di Surabaya. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Pemerintah meresmikan pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertahanan atau Defend ID pada Rabu (20/4). Perusahaan holding ini akan meningkatkan kemandirian industri pertahanan Indonesia.

“Saya apresiasi pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, defence industry yang bernama Defend ID, yang sudah lama saya tunggu-tunggu dan saya kejar-kejar terus,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam video pada kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden menekankan bahwa Indonesia harus segera membangun kemandirian sekaligus mendorong pertahanan dalam negeri agar sepenuhnya siap memasuki era persaingan baru, serta mampu memenuhi kebutuhan pertahanan pokok untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Defend ID merupakan holding yang dibentuk dari penggabungan 5 perusahaan BUMN, yakni: PT LEN (Persero) sebagai perusahaan induk, PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Dahana (Persero).

Dari 5 BUMN ini PT Dirgantara Indonesia memiliki aset tertinggi, sedangkan PT Dahana menjadi yang terendah.

“Kemandirian industri pertahanan harus kita wujudkan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri, tidak bisa parsial, enggak bisa. Kita harus perkuat industrinya, kita juga harus bangun ekosistemnya agar tumbuh dan berkembang semakin maju,” ujar Presiden.

Ia mengingatkan Defend ID harus membuat BUMN di sektor pertahanan masuk dalam daftar 50 besar perusahaan dunia pada 2024 mendatang.

Kemudian, ia berharap juga agar perusahaan holding ini memperbesar pengadaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari 41 persen menjadi 100 persen.

Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya pengusahaan teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis dual-use technology, dengan membangun kemitraan global seluas-luasnya. [PAR]