Koran Sulindo – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dipastikan sudah mantap betul dalam sesi debat capres-cawapres yang akan digelar malam ini.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyebut jagoannya ini sudah tidak memiliki beban.
“Ibarat lomba lari cepat, kami tidak harus memikul ransel dengan beban yang berat. Kakinya tanpa tertahan kasus-kasus. Inilah yang membuat pasangan mantul atau mantap betul,” kata Ace, Kamis (17/01) di Jakarta.
Apalagi, kata Ace, dalam empat tahun mempimpin pemerintahan, Jokowi sudah menunjukan kerja nyata yakni, dibidang hukum, penegakan HAM, dan pemberatasan korupsi.
Di bidang hukum misalnya, reformasi proses dan produk regulasi terus digencarkan. Salah satunya dengan cara memangkas aturan yang berbelit-belit. Sementara dibidang penegakan HAM, Jokowi juga menekankan soal hak-hak, dan melindungi hak-hak sipil.
Kemudian, lanjut Ace, Jokowi juga bisa membuka akses pelayanan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja dan memberikan perhatian kepada kaum perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas.
Selanjutnya, dalam pemberantasan korupsi, Jokowi juga dinilai Ace, telah melakukan penguatan aspek pencegahan dengan strategi nasional antikorupsi, terutama di sektor perizinan, tata niaga, keuangan negara dan reformasi birokrasi. Dalam penindakannya, Jokowi juga dianggap konkrit mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Dengan bekal cukup banyak capaian dalam empat tahun terakhir, maka Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma ruf akan meneruskan pondasi itu untuk melangkah maju. Sehingga tidak mundur lagi,” kata dia.
Debat capres pertama yang akan digelar di Hotel Bidakara, Jakarta ini diharapkan menyajikan ide, gagasan dalam mengatasi korupsi di tanah air.
Terlebih, kata Inisiator Sekolah Penegak Anti Korupsi Kerjasama GMKI dan KPK, Yudi V Simorangkir, korupsi di tanah air sudah mengakar kuat akibat korban masa lalu.
Dalam debat ini, kedua pasangan calon harus berani menjabarkan visi, misi dan program. Salah satunya itu tadi, pemberantasan korupsi. KPK misalnya, kata dia, harus diperkuat, sehingga teror yang belakangan ini menyarang KPK tidak lagi terulang.
Apalagi, kata dia, korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang dapat terjadi secara sistematis jika dibiarkan. Yudhi menilai praktik suap ataupun tidak membayar pajak (pengemplang pajak) juga persoalan-persoalan yang masih banyak terjadi di tengah masyarakat di Tanah Air.
“Meski sudah banyak OTT dilakukan bamun penangkapan tersebut masih layaknya gunung es, dimana sebenarnya masih banyak kasus-kasus korupsi yang belum terungkap. Bahkan para pelaku utamanya masih bisa bebas beraktivitas dan terjun ke politik,” katanya.[TGU]