Koran Sulindo – Setelah melakukan tes kesehatan atau di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat,  Sandiaga Uno berencana datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Cawapres pilihan Prabowo Subianto itu datang untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

“Besok sore akan ke KPK setelah tes kesehatan, tentu LHKPN harus diperbaharui,” kata Sandiaga usai mengikuti Ancol Triathlon di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (12/8).

Sandi mengklaim, semenjak menjadi pejabat negara dirinya selalu rutin tiga bulan sekali membuat LHKPN.

Terkait rencana pembiayaan kampanye, Sandi menyebutkan bahwa hal tersebut harus menjadi pemikiran semua dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Ia mengakui biaya kampanye tidak murah sehingga harus didukung logistik yang kuat.

“Saya akan lapor kepada KPK bahwa kita mencoba melakukan penyusunan anggaran seperti ini. Kira – kira sumbernya dari sini, karena saya ada LHKPN saya akan declare agar semuanya terang benderang. Jadi tidak ada yang ditutupi,” kata Sandi.

Ia juga menambahkan dirinya bakal melakukan perubahan terbaru dengan LHKPN terkait saham PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang melesat di sesi awal perdagangan hari Jumat lalu. Saat ini jumlah LHKPN Sandi yang tercatat di KPK mencapai Rp 4 triliun.

Dalam laporannya ketika mencalonkan diri sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 29 September 2016,  Sandi merupakan pemilik Saratoga Capital sebuah perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan sumber daya alam.

Dari laporan itu total harta tak bergerak yang dimiliki Sandi adalah Rp 113.516.301.444 dengan rincian sebagai berikut;

Tanah dan bangunan seluas 852 m2 dan 582 m2, di Jakarta Selatan dari hibah perolehan dari tahun 2004 sampai dengan 2015 NJOP Rp 20.552.460.000

Tanah dan bangunan seluas 475 m2 dan 239 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2010 sampai dengan 2015 NJOP Rp 10.890.462.000

Tanah dan bangunan seluas 277 m2 dan 277 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2006 sampai dengan 2015 NJOP Rp 5.084.335.000

Tanah dan bangunan seluas 454 m2 dan 250 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2006 sampai dengan 2015 NJOP Rp 7.884.370.000

Tanah dan bangunan seluas 450 m2 dan 511 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2010 sampai dengan 2015 NJOP Rp 11.486.350.000

Tanah seluas 15 m2 di Tangerang dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2012 sampai dengan 2015 NJOP Rp 37.110.000

Tanah seluas 15 m2 di Tangerang dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2012 sampai dengan 2015 NJOP Rp 37.110.000

Bangunan seluas 160 m2 di Singapura dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2001 sampai dengan 2015 NJOP Rp 7.504.731.000

Bangunan seluas 119 m2 di Washington DC dari hasil sendiri perolehan dari tahun 2014 sampai dengan 2015 NJOP Rp 7.487.834.160

Bangunan seluas 453 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 NJOP Rp 10.512.068.932

Bangunan seluas 460 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 NJOP Rp 10.644.045.316

Bangunan seluas 922 m2 di Jakarta Selatan dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 NJOP Rp 21.395.425.036

Harta bergerak berupa alat transportasi dengan total nilai Rp 375.000.000 dengan rinciannya:

Mobil, merk Nissan Grand Livina tahun pembuatan 2013, yang berasal dari hasil sendiri perolehan tahun 2014 nilai jual Rp 125.000.000

Mobil, merk Nissan X-Trail tahun pembuatan 2015, yang berasal dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 nilai jual Rp 250.000.000

Harta bergerak lainnya dengan total Rp 3.200.000.000. Rinciannya:

Logam mulia dari hasil sendiri perolehan tahun 2015, dengan nilai jual Rp 1.500.000.000

Barang seni dan antik dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 dengan nilai jual Rp 1.000.000.000

Benda bergerak lainnya dari hasil sendiri perolehan tahun 2015 dengan nilai jual Rp 700.000.000

Surat berharga dengan total nilai Rp  3.721.379.813.530 dan USD 1.287.801 dengan rincian:

Tahun investasi dari 1997 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 50.000.000

Tahun investasi dari 2002 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 3.171.105.995.000

Tahun investasi dari 2002 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 1.350.000.000

Tahun investasi dari 2003 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 1.000.000

Tahun investasi dari 2003 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 90.000.000

Tahun investasi dari 2004 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 3.500.000.000

Tahun investasi dari 2004 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 255.000.000

Tahun investasi dari 2004 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 255.000.000

Tahun investasi dari 2003 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 250.000.000

Tahun investasi dari 2005 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 90.150.000

Tahun investasi dari 2006 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 900.000

Tahun investasi dari 2006 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 30.000.000

Tahun investasi dari 2007 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 330.031.674.030

Tahun investasi dari 2007 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 5.000.000

Tahun investasi dari 2007 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 5.000.000

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 368.760

Tahun investasi dari 2009 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 23.368.094.500

Tahun investasi dari 2011 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 1.050.000.000

Tahun investasi dari 2011 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 63.331.000.000

Tahun investasi dari 2013 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 33.000.000

Tahun investasi dari 2013 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 126.425.000.000

Tahun investasi dari 2014 sampai dengan 2015 yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 120.000.000

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 2

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 4.000

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 10

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 325

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 690.704

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual Rp 33.000.000

Tahun investasi 2015, yang berasal dari hasil sendiri dengan nilai jual USD 224.000

Giro dan setara kas lainnya senilai Rp 12.899.258.838 dan USD 30.247.421.

Piutang dalam bentuk pinjaman uang sebesar Rp 13.834.597.000 dan USD 2.465.84.

Utang dalam bentuk pinjaman uang sebesar Rp 8.441.678.156 dan USD 23.653.682.

Sehingga total kekayaan Sandiaga Salahuddin Uno adalah Rp 3.856.763.292.656 dan USD 10.347.381.

Pada saat Pilgub DKI, pasangan Anies Baswedan itu mengaku sudah menghabiskan dana dari kantong pribadinya mencapai sekitar Rp 108 miliar.

Dana tersebut tidak hanya yang dipakainya semasa kampanye Pilkada DKI dalam dua putaran. Tapi juga digunakannya untuk mensosialisasikan diri ke masyarakat sebelum dirinya resmi menjadi pasangan calon berpasangan dengan cagubnya saat ini Anies Baswedan.

“Semua sudah saya laporkan. Pre-primary, sebelum resmi mendaftar  kurang lebih Rp 30 miliar, terus putaran pertama Rp 62 miliar, dan yang terakhir Rp 16 miliar. Total segitu,” kata Sandi kala itu. [SAE/TGU]