Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersilaturahmi dari pintu ke pintu ke beberapa tokohdan organisasi massa (Ormas) Islam.
Pada Selasa (6/2/2018) pagi kemarin, misalnya, Kapolri menjenguk tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Solahuddin Wahid di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (6/1), pukul 11.25 WIB.
Saat tiba, Tito langsung mencium tangan adik Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, Kapolri sangat mengagumi sosok Gus Solah, yang sangat dibutuhkan peran dan pemikirannya untuk bangsa Indonesia.
“Beliau salah satu tokoh yang dikagumi bapak Kapolri. Begitu tiba tadi malam usai kunjungan ke luar negeri, Pak Kapolri memamg berencana untuk menjenguk dan mendoakan agar segera pulih,” kata Iqbal, di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Pada Selasa petang, Kapolri mengunjungi markasĀ Syarikat Islam Indonesia (SII) di Petamburan, Jakarta Barat. Mantan Kapolda Metro Jaya itu diterima oleh Presiden Lajnah Tanfidziyah SII, Muflich Chalif Ibrahim dan pengurus.
Muflich mengatakan Kapolri telah berkomitmen menjaga keamanan dalam negeri dan menjaga dari ancaman yang merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dalam hal ini telah dinyatakan begitu jelas bahwa Kapolri menyatakan berada di atas semua golongan, gak ada keberpihakan, tidak diskriminatif, jadi mengajak kita semua ormas-ormas untuk bersinergi, kerjasama untuk keselamatan bangsa dan keutuhan NKRI,” katanya.
Sementara Kapolri mengatakan Polri tidak bisa bekerja sendiri. Menurutnya perlu dukungan semua elemen masyarakat terutama umat Muslim.
“Apalagi negara yang mayoritas Islam, maka Polri berkomitmen sangat kuat untuk merangkul dan kerjasama dengan semua elemen masyarakat, elemen Islam. Disamping tentunya yang lain,” kata Tito.
Tito mengatakan sebelumnya sudah beberapa kali bertemu dengan pimpinan ormas.
“Saya door to door datang atauĀ berkumpul bersama. Pada kesempatan ini saya ingin mengenal lebih dalam, kenal lebih baik, datangi satu persatu elemen ormas Islam dalam rangka perkuat tali silaturahim,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga disepakati untuk menindaklanjuti kepada seluruh Kapolda dan Kapolres untuk membangun komunikasi dengan SII di daerah-daerah. Selain itu kunjungan ke ormas-ormas Islam juga untuk mendinginkan suasana menjelang Pilkada serentak. Ditegaskannya, Polri dalam posisi netral tidak memihak pasangan calon atau partai politik.
“Masalah persatuan kesatuan bangsa, harus jaga keutuhan NKRI, toleransi antarumat beragama, antar suku dan ras, isu-isu yang harus dikelola, jangan sampe kalah dengan isu untuk kepentingan sektoral, yang rawan provokatif dan perpecahan bangsa,” katanya.
Mengenai pidatonya yang dituding provokatif, Tito mengatakan sudah selesai dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Pidatonya pada Februari 2017 lalu itu bertujuan baik, bukan hanya memuji NU dan lain-lain. Tetapi memberikan masukan dan motivasi agar lebih memperkuat barisan akar rumput.
Tito juga paham motif dari video tersebut diviralkan baru-baru ini yang tak jauh dari politik. Kendati begitu, dia mengambil positif yakni merangkul semua pihak.
“Kehadiran saya disini niatnya baik untuk merangkul semua pihak tanpa menafikan ormas manapun. Prinsip Polri membangun hubungan dengan semua elemen sepanjang visinya sama. Yaitu NKRI yang berdasarkan Pancasila,” kata Tito. [YMA]