Koran Sulindo – Upaya untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan terus dilakukan. Upaya itu antara lain menggiatkan program gemar makan ikan, budidaya hingga teknologi.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengakui, konsumsi ikan di Indonesia masih rendah. Itu sebabnya pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggenjot program gemar makan ikan.
Sebagai negara kelautan, Indonesia disebut kaya akan berbagai potensi perikanan baik tawar, payau maupun laut. Akan tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya lebih menyukai daging sapi dan ayam sehingga peminta ikan sangat sedikit.
Kandungan gizi ikan sesungguhnya lebih tinggi dibanding ayam dan sapi. Percepatan peralihan konsumsi masyarakat dari daging ke sapi sebetulnya bagian dari program ketahanan pangan.
Teten mengatakan, tingginya konsumsi daging sapi berdampak kepada tingkat impor daging yang mencapai satu juta ekor per tahun. Tentu saja konsumsi itu akan terus meningkat mengingat tingkat pertumbuhan penduduk juga bertambah saban tahun.
Karena itu, kata Teten, sebagai negara kelautan sudah semestinya memanfaatkan sumber protein ikan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Dengan demikian konsumsi masyarakat juga akan beralih. Peningkatan konsumsi itu mesti disertai dengan ketersediaan melalui berbagai program termasuk budidaya dan lain-lain.
Tingkat konsumsi ikan saat ini hanya mencapai 41 kilogram per kapita. Targetnya akan ditingkatkan hingga 56 kilogram per kapita. Menurut Teten, ikan dapat mensubsidi tingkat konsumsi masyarakat. Bahkan, peningkatan konsumsi ikan berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. [KRG]