Danau Matano: Bekas Tektonik yang Menyimpan Keindahan

KeindahanDanau Matano. (wikipedia)

Koran Sulindo – Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri dari beberapa pulau yang menjadikan alam Indonesia indah. Negara maritim dengan wilayah laut lebih luas dibanding daratan dan menjadi Ring of Fire dengan jumlah pegunungan yang mengelilingi Indonesia menjadikan Indonesia banyak bekas letusan tektonik yang membentuk sebuah danau, salah satunya danau Matano.

Danau yang terletak di Desa Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan ini menjadi danau terdalam di Indonesia dengan kedalaman 590 meter. Danau ini juga tercatat sebagai danau terdalam di dunia dan menempati urutan ke-9 sedangkan yang menempati posisi pertama ada danau Baikal di Siberia, Rusia.

Danau Matano terbentuk akibat pergeseran tektonik lempeng bumi sekitar ahir zaman Pliosen, kurang lebih sekitar 2-4 juta tahun yang lalu. Berdasarkan pada karakteristik endapan, Matano merupakan danau tertua diantara empat danau lainya yang membentuk kawasan danau Malili (Towuti, Mahlona, Masapi, Lontoa).

Nama Matano sendiri berasal dari istilah lokal yang berarti ‘mata air’. Ukuran panjang danau Matano sekitar 28 kilometer dan lebar 8 kilometer. Kawasan danau Matano juga menjadi tempat bagi beberapa jenis fauna endemik diantaranya ada 6 spesies kerang (Tylomelania), 6 spesies udang, 3 spesies kepiting (Gecarcinucidae) dan 10 spesies ikan bersirip tajam. Diantara fauna penghuni danau Matano ini ada ikan butini (Glossogobius matanensis) yang hidup di dasar danau dan Ikan Opudi (Telmatherina celebensis) termasuk salah satu ikan yang diperjualbelikan baik dalam negeri maupu luar negeri. Nama lain ikan ini adalah Celebes Rainbow Fish atau Celebes Sail Fish.

Mata air danau Matano menjadi sumber air minum buat warga sekitar. Kolam dengan ukuran 12 x 8 persegi menampung air yang jerih yang dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan air minum.

Keindahan alam yang ditawarkan di danau Matano juga menjadikan tempat ini banyak dikunjungi dan menjadi destinasi wisata. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. Keputusan Nomor 274/Kpts/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979 menetapkan Danau Matano, Mahalona, dan Towuti sebagai Taman Wisata Alam dengan nama yang sesuai. Dengan status ini, Danau Matano dijadikan sebagai area konservasi alam yang berfokus pada pariwisata dan rekreasi alam. [IQT]