Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) menjelaskan anggaran pemilu yang diusulkan sebesar 76,6 triliun rupiah akan dialokasikan dalam 3 periode mulai tahun 2022 hingga 2024.
“Data usulan anggaran Pemilu 2024 meliputi anggaran tahun 2022, 2023, dan 2024,” kata Ketua KPU RI Hasyim di Jakarta, Kamis.
Secara terperinci pembagian anggaran per tahun adalah, Rp8,061 triliun untuk tahun 2022, kemudian untuk 2023 sebesar Rp23,857 triliun dan pada tahun 2024 sebesar Rp44,737 triliun.
Lebih lanjut KPU menjelaskan bahwa anggaran tersebut akan dimanfaatkan sebesar 82,71 persen atau sebesar Rp63,405 triliun untuk kegiatan tahapan pemilu, yakni pelaksanaan tahapan pemilu, honor badan adhoc, logistik pemilu, serta untuk sosialisasi dan pendidikan politik pemilih.
Sedangkan sisanya sebanyak 17,29 persen anggaran atau Rp 13,250 triliun akan dimanfaatkan untuk pembangunan, renovasi atau rehabilitasi kantor maupun gudang, sewa kendaraan operasional untuk 549 satuan kerja atau satker.
Berikutnya untuk uang kehormatan komisi, gaji dan tunjangan kinerja pegawai sekretariat KPU di seluruh Indonesia, untuk belanja operasional kantor, dukungan IT peralatan komputer, serta perekrutan KPU provinsi, kabupaten, dan kota se Indonesia.
KPU merinci anggaran Pemilu 2024 itu untuk kebutuhan badan adhoc yakni honor dan operasional kerja badan adhoc sebesar Rp34,443 triliun atau 44,93 persen dari anggaran. Honor badan adhoc pada 2024 naik cukup signifikan bahkan hampir mencapai tiga kali lipat.
Misalnya, honor KPPS untuk Pemilu 2024 dirancang sebesar Rp1,5 juta per orang, sebelumnya honor KPPS di 2019 sebesar Rp550 ribu. Begitu juga, honor PPK di 2019 sebesar Rp1,8 juta dan di 2024 dirancang sebesar Rp3 juta, kemudian untuk PPS dari Rp1,3 juta menjadi Rp2,45 juta.
Lebih lanjut anggaran untuk kebutuhan logistik pemilu porsinya Rp16,017 triliun atau 20,90 persen dari total anggaran. KPU juga membuat pos anggaran untuk alat pelindung diri sebesar 6,07 persen atau Rp4,652 triliun.
Terakhir, KPU juga menganggarkan untuk Pemilihan Presiden putaran kedua. Anggaran itu untuk honor KPPS selama 1 bulan, logistik, pemungutan dan penghitungan suara, serta rekapitulasi penghitungan suara yakni Rp14,479 triliun atau 18,89 persen dari anggaran.
Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengungkapkan saat ini anggaran yang sudah cair hanya Rp2 triliun. Padahal untuk 2022, tim konsinyasi menganggarkan sekitar Rp8 triliun.
“Tapi soalnya kan begini, cairnya kapan kan itu, 2022 ini yang anggarannya Rp8 sekian triliun yang sudah cair 2 (triliun) masih 6 lagi yang belum,” ujar Hasyim Asy’ari. [PAR]