Dakwaan kepada Assange Merupakan Bentuk Fasisme Modern

Pendiri WikiLeaks Julian Assange [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Dakwaan yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada pendiri WikiLeaks, Julian Assange secara langsung mengancam wartawan dan kebebasan pers. Ia didakwa dengan 17 tuduhan bersama dengan pelanggaran Undang Undang Spionase.

Dakwaan tersebut, demikian laporan RT.com pada Jumat (24/5), tentu saja mengejutkan para wartawan di AS dan mengatakan sebagai serangan terhadap pers yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam dakwaan Assange disebutkan tindakan WikiLeaks menerbitkan dokumen rahasia yang diperoleh dari analis intelijen Chelsea Manning pada 2010 membahayakan nyawa aparatur pemerintah AS.

Dengan mendakwa Assange dengan UU Spionase dan belum pernah digunakan terhadap jurnalis, maka Assange terancam hukuman 10 tahun penjara tiap tuduhan yang didakwakan kepadanya.

“Assange terlibat dengan Chelsea Manning…dalam memperoleh dan mengungkap dokumen rahasia yang berkaitan dengan pertahanan nasional,” kata Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan. Sementara Ketua Divisi Keamanan Nasional AS, John Demers menegaskan, Assange bukanlah seorang wartawan.

Kendati demikian, dakwaan terhadap Assange itu membuat para jurnalis khawatir dan ketakutan. Itu disebut sebagai serangan terhadap pers yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini menjadi kali pertama dalam sejarah bahwa siapa pun yang bekerja sesuai dengan kaidah jurnalistik didakwa dengan UU Spionase.

Komentar kengerian itu juga muncul dari John Pilger, wartawan investigasi ternama. Lewat akun twitter-nya, ia menyatakan, dakwaan terhadap Assange itu merupakan bentuk dari fasisme modern yang kedoknya akhirnya terungkap. Dan ia mengingatkan media arus utama akan menjadi target selanjutnya.

Tweet John Pilger soal dakwaan terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange [Foto: Istimewa]

Sedangkan wartawan Intercept’s, Glenn Greenwald menyoroti kemunafikan media arus utama yang menegaskan kepeduliannya terhadap kebebasan pers tapi tutup mata atas dakwaan Assange. Bahkan media arus utama terkesan mendukung dakwaan tersebut.

WikiLeaks menyebut dakwaan terhadap Assange itu sebagai akhir dari jurnalisme. Kendati bersiap munafik, kekhawatiran itu tentu saja muncul dari wartawan-wartawan media arus utama. Seperti James Ball, wartawan investigasi, misalnya, mengatakan, apa yang terjadi pada Assange bisa jadi menimpa The New York Times atau Washington Post.

Kepolisian Inggris menangkap Assange di Kedutaan Besar Ekuador, London pada bulan lalu. Saat ini ia ditahan di sana selama 50 bulan karena melompat ke Kedutaan Besar Ekuador untuk mencari suaka pada 2012. [KRG]