Ilustrasi Cuaca panas ekstrim (foto:Dreamstime)
Ilustrasi Cuaca panas ekstrim (foto:Dreamstime)

Meski sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan, cuaca di sebagian wilayah Pulau Jawa terasa panas menyengat. Misalnya wilayah Yogyakarta, bebeberapa hari memasuki libur Natal dan tahun baru (nataru) udara terasa panas pada 24-28 Desember 2023.

Selain cuaca panas menyengat, hujan juga sudah hampir dua minggu tidak turun di sebagian besar wilayah Pulau Jawa.

Menurut pakar klimatologi di Badan Riset dan Invasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, ada sejumlah penyebab cuaca panas di Jawa saat musim hujan. Adapun penyebab fenomena itu adalah El Nino, udara kering dari selatan Jawa hingga hingga bibit sikon tropis di Filipina dan Samudra Pasifik Utara.

Penyebab pertama cuaca panas dan kering di musim hujan yang dirasakan Pulau Jawa adalah intrusi udara kering dari selatan Jawa dan Australia yang mengalami musim panas.

“Intrusi udara kering dari selatan Jawa dan Australia yg sedang mengalami musim panas. Udara kering itu dibawa oleh angin selatan yg kini dominan di atas Jawa,” kata Erma melalui media sosial X.

Penyebab cuaca panas lainnya adalah El Nino yang semakin menguat. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kamis (21/12), penanda fenomena El Nino yakni yakni Southern Oscillation Index (SOI) dan NINO 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, masing-masing bernilai -1,4 (netral) dan +1,61.

Intensitas fenomena El Nino ini diprediksi memuncak pada Desember hingga Januari.

“Hal ini ditandai dengan pendinginan suhu muka laut hingga lapisan termoklin di dekat Papua yang semakin meluas dan menebal. Jika laut dingin maka awan dan hujan sulit terbentuk,” kata Erma lebih lanjut.

Dari data yang ada, El Nino 2023 ini memiliki pola yang mirip dengan yang terjadi pada 1997. Diantaranya terjadi defisit curah hujan sekitar 500-700 milimeter selama Desember hingga Februari.

Kemudian, IOD positif dan MJO saat ini disebut lemah dan berada pada fase 7 di Samudra Pasifik yang menyebabkan potensi kecil terbentuknya awan di Samudra Hindia yang menuju ke Indonesia. Akibatnya hujan sulit terbentuk dan cuaca menjadi lebih panas.

“Sifat musim hujan yang kering ini telah saya beberkan sejak awal pembentukan El Nino. Kita harus bersiap dengan musim hujan yg kering pada tahun 2023-2024,” kata Erma.

Bahkan diprediksi cuaca panas dan kering ini akan bertahan di Pulau Jawa setidaknya selama dasaran 2 dan 3 Desember.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah menginformasikan adanya kondisi suhu panas dan cuaca terik pada siang hari terjadi di beberapa wilayah, terutama di sekitar selatan ekuator, yakni mayoritas di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. [DES]