Ilustrasi, varian baru Covid-19.
Ilustrasi, varian baru Covid-19.

DATA Kasus COVID-19 yang tercatat di Indonesia kembali melonjak, terjadi penambahan kasus baru.  Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, menyatakan kondisi ini sudah mengkhawatirkan dan  menilai ada keterkaitan dengan subvarian Omicron XBB yang sudah masuk Indonesia.

Varian XBB adalah  merupakan gabungan varian Omicron yang diyakini paling lihai menghindari kekebalan dari vaksin Covid-19. Namun Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan mengacu pada temuan sejauh ini, gejala akibat Omicron XBB tidak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona yang sudah ada sebelumnya.

Erlina Burhan juga menyebut orang yang belum pernah terpapar Covid-19 lebih berisiko terkena Covid varian XBB.

Para ahli mencatat bahwa varian XBB berbeda. Pendiri Scripps Research Translational Institute Eric Topol menyatakan bahwa XBB adalah salah satu varian paling penting untuk diamati saat ini. Strain baru ini mungkin yang paling kebal terhadap kekebalan. Karena merupakan mutasi dari strain lain.

Dari  kampus Jonesboro, Ark., Institut Teknologi New York, Profesor Raj Rajnarayan mengatakan kepada Fortune pada September bahwa sebuah studi yang ditulis oleh para peneliti di Universitas Peking dan Laboratorium Changping, menemukan bahwa XBB memiliki kemampuan terbesar untuk menghindari perlindungan antibodi di antara varian yang baru muncul.

Menurut Nowcast dari Centers for Disease Control and Prevention sejauh ini subvarian BA.5 masih merupakan jenis Covid-19 yang paling dominan di AS, membentuk 79,2 persen dari kasus Covid-19 yang tercatat antara 2 Oktober dan 11 Oktober. Namun varian yang baru muncul XBB kini tengah diwaspadai semua negara.

Pasien telah melaporkan puluhan gejala yang berbeda sejak awal pandemi. 

Gejala Varian XBB

Merujuk The Hill, studi kesehatan ZOE – upaya bersama oleh para peneliti Rumah sakit Umum Massachusetts, Harvard T.H. Chan School of Public Health, King’s College London, Stanford University School of Medicine, dan aplikasi kesehatan ZOE – membagikan datar terbaru dari gejala Covid 19.

Para peneliti menemukan gejala untuk tiga kelompok -vaksinasi penuh, hanya satu dosis dan tidak vaksinasi- dan gejala yang paling sering ditemukan adalah : sakit tenggorokan, pilek, batuk terus menerus dan sakit kepala.

Berikut  adalah gejala yang paling sering dilaporkan di antara tiga kelompok berdasarkan yang dilaporkan.

Gejala umum Covid-19 bagi yang divaksinasi lengkap adalah: sakit tenggorokan, pilek, hidung mampet, batuk terus menerus. sakit kepala.

Bagi yang divaksinasi sebagian gejalanya: sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, bersin, batuk terus menerus.

Sedangkan bagi yang tidak divaksinasi gejala yang dialami yaitu:  sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, demam, batuk terus menerus.

Jumlah Kasus di Indonesia

Pemerintah melaporkan tambahan kasus COVID-19 pada Sabtu 5/11/2022  sebanyak 4.717 kasus. Dengan penambahan 4.717 kasus baru, total kasus Corona di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 6.517.630 kasus. 

Jumlah pasien sembuh per tanggal 5/11/2022  dilaporkan bertambah sebanyak 2.930 orang. Dengan begitu, total pasien sembuh dari Corona menjadi 6.322.920 kasus. Sedangkan kasus kematian akibat Corona ada tambahan sebanyak 39 kasus sehingga total kasus kematian menjadi 158.807

Berdasarkan data sebaran per tanggal 5/11/2022, kasus COVID-19 paling banyak ditemukan di DKI Jakarta dengan 1.859 kasus. Sementara itu, Jawa Timur menjadi penyumbang kasus harian terbanyak kedua dengan 669 kasus. [S21]