CIA Yakin Rusia Pegang Video Seks Trump Lebih dari Satu

Presiden terpilih AS Donald Trump memberi keterangan tentang video seksnya di Rusia [Foto: istimewa]

Koran Sulindo – Pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari.  Kendati demikian, walau pemilihan presiden (pilpres) telah usai, Trump tetap saja diterpa isu yang tidak sedap. Seperti awal-awal ia mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Semasa musim kampanye pilpres misalnya, berita miring kerap menimpa Trump dan keluarganya. Terutama terhadap istrinya: Melania Trump. Sekitar 15 tahun lalu, Melania diberitakan pernah berpose telanjang untuk majalah British GQ. Meski diterpa isu itu, Trump pada akhirnya mampu memenangi pilpres AS.

Isu tak sedap kali ini yang menerpa Trump justru berasal dari lembaga intelijen AS: CIA. Seperti diberitakan independent.co.uk pada Kamis (12/1), agen CIA meyakini Rusia memiliki video adegan seks Trump. Tidak cuma video, juga berikut suaranya.

Mendengar informasi yang tidak jelas ini, tentu saja Trump lekas membantahnya. Tidak cukup hanya Trump, pemerintah Rusia juga ikut menimpali bahwa isu itu sama sekali tidak berdasar. Negeri sejuk ini meyakini berkas-berkas tersebut disusun oleh agen intelijen Inggris yang kemudian menyasar Trump.

Repoter BBC bahkan menerima informasi dari seorang sumber di CIA menyebutkan video seks Trump tersebut lebih dari satu. Tidak hanya di Moskow, tapi juga di Saint Petersburg. CIA belum membuat pernyataan tentang informasi yang diperoleh wartawan BBC tersebut.

Trump sebelumnya telah membantah tuduhan video seksnya dalam sebuah kamar hotel di Rusia sebagai berita bohong. Karena tuduhan tersebut, ia menjadi marah terhadap lembaga intelijen CIA.

Informasi yang telah beredar selama berbulan-bulan dan diterbitkan media arus utama ini sulit untuk diverifikasi kebenarannya. Kemudian, selang beberapa waktu muncul lagi pemberitaan serupa di media daring Buzzfeed.

Mantan agen lembaga intelijen Inggris MI6, Christopher Steele disebut telah menyiapkan bahan tersebut untuk Partai Demokrat ketika melawan Partai Republik dalam pemilihan pendahuluan presiden AS pada tahun lalu. Pria berusia 52 tahun itu kini menjabat sebagai Direktur Orbis Business Intelligence Ltd berbasis London.

Ia juga sempat menghabiskan kariernya untuk beberapa tahun sebagai diplomat yang bekerja untuk MI6 di Rusia dan Prancis. Setelah menyatakan “pensiun” dari agen intelijen, Steele mencoba karier barunya di Biro Investigasi Federal (FBI). Ia ikut membongkar kasus korupsi organisasi sepak bola internasional yaitu FIFA yang diduga melibatkan Sepp Blatter.

Perusahaan Steele tidak bersedia memberi keterangan mengenai hal tersebut. Salah satu rekannya di Orbis, Christopher Burrows mengatakan, pihaknya sama sekali tidak bisa memberi keterangan atau menyangkal tuduhan video seks Trump itu. Pejabat intelijen AS memastikan, informasi tentang video seks Trump tersebut tidak berasal dari lembaga intelijen pemerintah AS. [KRG]