Debat Cawapres untuk Pemilihan Presiden 2024 menghadirkan momen menarik ketika Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka melontarkan pertanyaan terkait SGIE kepada Cawapres Muhaimin Iskandar. Serangan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Cak Imin yang mengaku kebingungan karena tidak familiar dengan istilah SGIE.
Pertanyaan Gibran pada sesi debat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (22/12) memancing kebingungan Cak Imin. “Terus terang SGIE saya nggak paham, SGIE itu apa?” tanya Cak Imin merespons pertanyaan Gibran.
Setelah penjelasan dari Gibran, kita pun dapat menggali lebih dalam mengenai apa itu SGIE.
Apa Itu SGIE?
SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy. Ini merujuk pada sebuah laporan tahunan tentang ekonomi halal dunia yang disusun dan dipublikasikan oleh Dinar Standard. Dinar Standard sendiri adalah perusahaan riset strategi pertumbuhan dan manajemen eksekusi yang fokus pada inovasi pemerintah, ekonomi halal/etis global, dan dampak sosial.
Rangkuman SGIE Edisi ke-9 (2022)
Edisi ke-9 SGIE, yang diterbitkan pada tahun 2022, melaporkan bahwa umat Islam di seluruh dunia diestimasi menghabiskan US$2 triliun pada 2021, menandai pertumbuhan sebesar 8,9% dari tahun sebelumnya. Aset keuangan Islam mencapai US$3,6 triliun, dengan proyeksi pengeluaran umat Islam mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2025.
Laporan tersebut membahas sektor makanan, farmasi, mode, dan lainnya, yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Malaysia memimpin dalam investasi ekonomi Islam, mencapai US$25,7 miliar pada tahun 2020-2021. Indonesia, sementara itu, menduduki peringkat kedua untuk kategori makanan halal, peringkat ketiga dalam mode fesyen Islam, dan peringkat kesembilan untuk farmasi dan kosmetik halal. Secara keseluruhan, Indonesia menempati posisi keempat dalam SGIE 2022.
Debat Cawapres 2024 memberikan sorotan pada isu ekonomi halal dan peringkat Indonesia dalam SGIE. Dengan pertumbuhan yang signifikan, pertanyaan Gibran membuka pintu diskusi penting tentang bagaimana Indonesia dapat terus meningkatkan peran dan kontribusinya dalam ekonomi halal global. [Ulfa Nurfauziah]