Koran Sulindo – Aktivis Arab Saudi yang tinggal di Kanada, Omar Abdulaziz mengajukan gugatan terhadap sebuah NSO, sebuah perusahaan cyber berbasis di Israel NSO atas tuduhan meretas ponselnya.
Gugatan yang diajukan oleh pengacara Abudlaziz di Tel Aviv menuduh NSO telah melanggar hukum internasional karena menjual perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melanggar hak asasi manusia.
Omar mengklaim NSO telah menggunakan perangkat lunak melacak percakapan dengan jurnalis Saudi yang terbunuh, Jamal Khashoggi.
“Peretasan telepon saya memainkan peran besar dengan apa yang terjadi pada Jamal, saya benar-benar minta maaf,” kata Abdulaziz seperti dikatakan kepada CNN. “Rasa bersalah itu membunuhku.”
Sebelumnya, Haaretz media sayap kiri-liberal di Israel melaporkan perusahan cyber itu telah menjual perangkat lunaknya kepada rezim Saudi yang menggunakannya untuk melacak para pembangkang .
“NSO harus bertanggung jawab melindungi kehidupan para pembangkang politik, wartawan dan aktivis hak asasi manusia,” kata Alaa Mahajna, pengacara Omar mengatakan kepada CNN.
Gugatan itu juga menyebut NSO menawarkan produk mereka kepada pejabat intelijen Saudi yang membuat mereka sanggup meretas ponsel siapapun.
Penawaran NSO itu terjadi hanya beberapa bulan sebelum putra mahkota Saudi Mohammad Bin Salman memulai pembersihannya terhadap para penentangnya.
Menanggapi gugatan itu, NSO menyebut gugatan itu tak berdasar dan mengatakan, “tidak ada bukti bahwa teknologi mereka telah digunakan. Lebih jauh, rincian yang disampaikan itu tidak didasarkan pada kenyataan.”
“NSO adalah perusahaan teknologi dan kami tidak melibatkan diri dengan bagaimana produk kami digunakan setelah dijual kepada pelanggan. Ini adalah gugatan yang didasarkan pada jurnalisme sensasional yang tidak terikat dengan kenyataan untuk menciptakan berita utama.”
Menghadapi tuduhan penyalahgunaan, NSO mengatakan bahwa perangkat lunak mereka sepenuhnya telah diperiksa dan dilisensikan pemerintah Israel.
“Produk kami memiliki rekam jejak panjang dalam membantu pemerintah mencegah pembom bunuh diri, menghentikan penguasa obat bius dan pedagang seks, dan membantu mengembalikan korban penculikan dengan aman.”
Jika ada kecurigaan penyalahgunaan, kami menyelidikinya dan mengambil tindakan yang tepat, termasuk menangguhkan atau mengakhiri kontrak.”
Omar pertama kali membuat pengakuan kepada publik tentang korespondensi dengan Khashoggi setelah peneliti Citizen Lab di Universitas Toronto menemukan ponselnya diretas oleh spyware berkelas militer.
Peneliti di Citizen Lab juga menyebut perangkat lunak itu dibuat perusahaan Israel atas perintah Saudi .
Omar menyebut sejak setahun sebelum pembunuhan Khassoggi setidaknya terdapat lebih dari 400 chat WhatsApp antara Omar dan jurnalis itu.
Dalam percakapan itu Khassoggi menggambarkan putra mahkota Saudi sebagai ‘binatang buas’ dan ‘pac-man’ yang melahap semua orang yang menghalangi jalannya bahkan jika itu termasuk pendukungnya sendiri.
Kepada CNN, Omar memberi akses eksklusif kepada materi korespondensinya dengan Khassoggi baik berupa pesan teks, catatan suara, gambar dan video. “Dia percaya MBS adalah masalah, dan mengatakan anak ini harus dihentikan,” kata Omar mengutip percakapannya dengan Khassoggi.
Percakapan antara Omar dan Khassoggi terjadi setiap hari pada bulan Oktober 2017 hingga Agustus 2018. Diskusi maya itu juga menyebut rencana membentuk gerakan online anak muda Saudi untuk melawan propaganda di media sosial.
Memanfaatkan profil Khashoggi yang mapan, mereka berdua berhasil menggaet 340.000 pengikut di Twitter. Belakangan, Khassogi mulai mencurigai percakapan mereka disadap pemerintah Saudi dua bulan sebelum pembunuhan.
“Tuhan tolong kami,” tulis Khashoggi begitu ia menyadari bahwa pemerintah Saudi memantau percakapan online mereka.[TGU]