Ilustrasi: Presiden Soekarno berpidato membuka Konferensi Asia Afrika pada 1955

Koran Sulindo – Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mengutip pidato Presiden pertama, Soekarno, dalam peringatan Konferensi Asia Afrika 2017 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4).

“Izinkan saya untuk menyampaikan kembali kutipan pidato Bung Karno yang disampaikan beliau pada pembukaan konferensi Asia-Afrika tersebut. Tidak semuanya, merupakan bagian-bagian yang menurut saya masih sangat relevan untuk kita pikirkan,” kata Megawati, saat pidato mewakili keluarga Soekarno sebagai inisiator penyelenggara KAA 1955, seperti dikutip antaranews.com.

“Siapa yang membantahnya adanya sifat yang berlainan diantara kita, negeri-negeri kecil dan besar mengirimkan wakilnya kemari, negeri-negeri yang rakyatnya memeluk hampir semua agama yang ada di kolong langit ini,” kata Megawati,  mengutip pidato Soekarno.

“Agama Budha Islam Kristen Konghucu Hindu Jainisme agama Said, zoroaster, Shinto, dan masih banyak lainnya. Hampir segala paham politik kita jumpai di sini, demokrasi monarki, teokrasi dalam berbagai bentuk yang berbeda dan praktis semua ajaran ekonomi ada wakilnya di gedung ini, marhaenisme, sosialisme, kapitalisme komunisme, dalam segala variasi dan kombinasi yang aneka warna. Tetapi Apa salahnya ada perbedaan-perbedaan asal ada persatuan dalam cita-cita.

Dalam Konferensi ini kita tak hendak saling menantang Ini adalah sebuah konferensi persaudaraan, ini bukan konferensi Islam, bukan konferensi Kristen, dan bukan pula konferensi agama Budha.

Ini bukan pulang pertemuan Bangsa Melayu atau bangsa Arab ataupun bangsa-bangsa Indo-Arya. Konferensi Inipun bukan perkumpulan yang menyendiri, bukan suatu blok yang hendak menentang blok yang lain, konferensi ini adalah suatu badan yang berpendirian luas dan toleran, yang berusaha memberi kesan kepada dunia bahwa semua orang dan semua Negeri berhak mempunyai tempat berdiri sendiri di kolong langit ini.

Memberi kesan kepada dunia bahwa adalah mungkin orang hidup bersama, saling bertemu bicara antara yang satu dengan yang lain dengan tidak kehilangan sifat kepribadiannya. Namun memberi sumbangan ke arah saling mengerti yang luas dalam soal-soal yang merupakan kepentingan bersama.

Serta pula mengembangkan kesadaran yang sejati mengenai sifat saling bergantung antar manusi- manusia dan bangsa-bangsa untuk keselamatan nya, dan agar dapat mempertahankan hidupnya di dunia ini.

Saya tahu bahwa di Asia dan Afrika terdapat perbedaan agama, keyakinan, dan kepercayaan lebih banyak daripada di benua benua lainnya di dunia ini.

Tetapi Bukankah itu sudah sewajarnya, Asia dan Afrika semenjak purbakala adalah tempat kelahiran keyakinan-keyakinan dan cita-cita yang kini tersebar di seluruh dunia.

Oleh sebab itu layaklah bagi kita untuk mengusahakan bahwa prinsip yang biasa disebut prinsip hidup dan membiarkan hidup, akan kita utamakan dan kita amalkan sesempurna sempurnanya di dalam kalangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sendiri.

Agama mempunyai kedudukan yang sangat penting teristimewa di bagian dunia kita ini, agaknya di sini terdapat lebih banyak agama daripada di wilayah lain di muka bumi ini.

Tetapi sekali lagi negeri negeri kita adalah tempat kelahiran agama agama, tiap-tiap agama mempunyai sejarahnya sendiri, sifat keistimewaannya sendiri, Raisong dep troy (au apaan) sendiri, kebanggaan istimewa dalam keimanan yang sendiri misalnya sendiri, misinya sendiri, kebenaran-kebenaran khusus yang hendak disiarkan.

Tetapi kalau kita tidak menyadari bahwa semua agama besar adalah sama dalam pesannya untuk mengutamakan toleransi dan dalam anjurannya untuk mengamalkan prinsip hidup dan membiarkan hidup.

Kalau para pengamat setiap agama tidak siap sedia untuk dengan cara yang sama menghormati hak-hak orang lain di mana pun juga.

Kalau setiap negara tidak melakukan kewajibannya untuk memberi hak yang sama kepada penganut segala keyakinan. Kalau semua itu tidak dilaksanakan maka agama turun derajatnya dan tujuan yang sebenarnya akan tercemar dan terputar balik.

Kalau negeri-negeri Asia Afrika tidak sadar akan tanggung jawabnya dalam urusan ini, dan tidak mengambil tindakan bersama untuk memenuhinya maka kekuatan kepercayaan keagamaan yang sedianya menjadi sumber persatuan dan benteng terhadap campur tangan asing justru akan menyebabkan perpecahan, dan dapat mengakibatkan hancurnya kemerdekaan yang telah diperoleh dengan susah payah oleh bagian-bagian Asia dan Afrika yang telah bertindak bersama-sama.

Intermezzo, betapa teririsnya saya kalau melihat saat ini terjadi perpecahan dan konflik, misalnya di Timur Tengah; bagaimana Irak, Suriah, Yaman, di Afrika; Tunisia, Mesir Sudan, Nigeria, Somalia.

Saudara-saudara Indonesia adalah Asia Afrika dalam bentuk kecil, negeri yang mempunyai berbagai agama dan keyakinan.

Di Indonesia terdapat Muslimin, orang-orang Kristen, berikut agama Siwa, Budha dan orang-orang dengan kepercayaan lain. Kami memiliki banyak suku bangsa, seperti misalnya suku bangsa Aceh, Batak, sumatera bagin tengah, Sunda, Jawa, Toraja, Bali,tetapi syukur kepada Allah kami mempunyai kemauan bersatu. Kami mempunyai Pancasila kami mengamalkan prinsip hidup dan membiarkan hidup.”

Menurut Megawati, itulah pesan Bung Karno: “Hidup dan membiarkan hidup. Kami bersikap saling mengutamakan toleransi antara satu sama lain. Bhinneka Tunggal Ika, persatuan dalam keragaman adalah semboyan negara Indonesia, Kami Indonesia adalah satu bangsa,” kata Megawati. [DAS]