Ilustrasi: Beras Bulog/setkab.go.id

Koran Sulindo – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) akan mendorong gabah sebagai penyerapan utama, bukan beras sebagaimana yang biasanya dilakukan BUMN pangan itu. Alasannya, gabah punya daya simpan lebih lama dan tentunya karena langsung dari petani, harganya relatif lebih rendah.

Menurut Buwas, strategi ini diterapkan berdasarkan pengalaman dari kakeknya.

“Kakek saya petani, dan saya belajar dari dia. Kenapa saya dorong penyerapan utama adalah gabah? Karena gabah lebih aman. Ketahanannya lebih lama,” kata Buwas di Jakarta, Senin (28/5/2018), seperti dikutip infopublik.id.

Buwas menyadari selama ini citra beras dari Perum Bulog yang berwarna kuning, pera, dan kadang berkutu. Menurutnya, ini salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ini.

Masalahnya, kebijakan baru ini terbentur masalah utama Bulog tidak memiliki pabrik penggilingan padi.

Namun Kabulog meyakinkan jajaran manajemen Bulog telah mengalokasikan sebagian dana penyertaan modal negara (PMN) untuk membangun modern rice milling plant (MRMP). MRMP ini memiliki kapasitas total 1 juta ton setara gabah kering panen (GKP) per tahun dan dibangun di sentra-sentra produksi padi. [DAS]