Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menunjukkan bangunan gudang makanan di Kecamatan Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dalam disaster briefing, Senin (5/7/2024).(ANTARA/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menunjukkan bangunan gudang makanan di Kecamatan Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dalam disaster briefing, Senin (5/7/2024).(ANTARA/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membangun dua gudang makanan di Sinak dan Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Pembangunan gudang ini bertujuan untuk mengatasi ancaman kelaparan yang dihadapi masyarakat setempat akibat fenomena iklim embun upas.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan bahwa total anggaran yang digunakan untuk membangun dua gudang cadangan makanan tersebut senilai lebih dari Rp 82 miliar, menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa gudang makanan di Kecamatan Sinak sudah selesai dan telah diisi dengan cadangan bahan makanan yang siap didistribusikan kepada masyarakat.

Namun, gudang di Kecamatan Agandugume masih dalam proses pembangunan karena akses yang sulit. Selain itu, sempat ada gangguan konflik horizontal dari kelompok tertentu sehingga pasukan TNI harus turun ke lapangan untuk melakukan pengamanan.

“Gangguan itu sudah berhasil diselesaikan oleh TNI. Dan selagi gudang masih proses pembangunan, maka makanan dari gudang Sinak diangkut untuk didistribusikan ke masyarakat di Agandugume,” kata Abdul dalam disaster briefing BNPB, Senin (5/8/2024) sebagaimana dilansir Antara.

Fenomena iklim embun upas merupakan ancaman serius yang hampir setiap tahun mengakibatkan warga Sinak dan Agandugume kekurangan makanan hingga terancam kelaparan.

Embun upas adalah fenomena munculnya embun dingin atau salju beku pada medio Juli, Agustus, hingga awal September yang membekukan permukaan lahan. Fenomena ini sangat berdampak bagi masyarakat Puncak Papua karena membekukan dan merusak hasil bumi seperti umbi-umbian dan sejenisnya yang menjadi sumber makanan utama mereka. Menurut data yang dihimpun BNPB, dampak cuaca iklim yang melanda Papua ini terjadi pada tahun 1997, 1998, 2015, 2018, 2019, dan 2022.

BNPB melaporkan bahwa jalur penerbangan udara telah dibuka pada tahun 2023 dari Timika ke Sinak. Namun, tidak semua pesawat bisa mendarat di Agandugume karena landasan udara yang ada di sana belum memadai.

Distribusi makanan hanya bisa dilakukan menggunakan pesawat jenis Caravan dari Timika ke Sinak, dilanjutkan dengan perjalanan darat selama dua hari ke Agandugume.

Langkah BNPB ini diharapkan dapat mengatasi ancaman kelaparan yang sering terjadi di wilayah Puncak, Papua Tengah, dan memberikan solusi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat setempat. [UN]