JIKA selama ini bulan hanya dapat diteliti melalui satelit antariksa atau dari pusat penelitian di bumi, tak lama lagi penelitian akan dapat dilakukan secara langsung di permukaan bulan.
Rusia dan Cina saat ini telah menyiapkan pangkalan penelitian permanen di bulan yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2036.
Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani antara Badan Antariksa Nasional Cina (CNSA) dan Badan Ruang Angkasa Rusia (Roscosmos), kedua pemerintah akan bekerja sama dalam membangun pangkalan bulan permanen, baik di permukaan bulan atau di orbit bulan.
Pangkalan penelitian International Lunar Research Station (ILRS) adalah proyek antariksa yang diinisiasi oleh Cina dan Rusia dengan target akan membangun pangkalan pada permukaan bulan dan pada orbit bulan.
Ada berbagai faktor yang mendorong minat Cina meneliti bulan diantaranya potensi eksploitasi sumber daya di bulan seperti helium-3 dan titanium. Faktor lain adalah peluang untuk mengembangkan kemampuan luar angkasa dan ambisi Cina untuk menjadi pemimpin dalam eksplorasi ruang angkasa.
Misi ruang angkasa Cina dan Rusia ini disebut sebagai reaksi dari program Artemis yang dimotori Amerika Serikat (AS) yang berambisi untuk mendaratkan “wanita dan orang kulit berwarna pertama” di bulan pada tahun 2024 nanti.
Meski begitu pihak Rusia dan Cina menyebut ILRS tidak terkait sedikitpun dengan proyek Artemis. Mereka menekankan bahwa MoU pembangunan ILRS memiliki tujuan penemuan ilmiah serta pemanfaatan medan bulan. Perjanjian tersebut menggambarkan rencana ILRS sebagai “basis eksperimen ilmiah komprehensif dengan kemampuan operasi otonom jangka panjang, dibangun di permukaan bulan dan/atau di orbit bulan.
Kedua negara telah sepakat untuk mempromosikan ILRS guna mengajak mitra internasional lainnya agar dapat bergabung dalam misi. Terbaru, misi ILRS telah menarik Belarusia untuk bergabung.
Belarusia resmi bergabung dengan program Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) Cina pada Senin, 23 Oktober 2023. Belarus adalah negara ketiga yang bergabung dengan Cina dan Rusia pada Oktober ini. Sebelumnya, Pakistan dan Azerbaijan telah menandatangani kerja sama tersebut.
Rencana pengembangan ILRS dibagi menjadi tiga tahap. Fase pertama adalah pengintaian yang dilakukan dengan berbagai misi seperti Chang’e-5, yang mengembalikan sampel batuan bulan ke Bumi pada 16 Desember 2020.
Fase kedua adalah pemilihan lokasi yang akan dipilih pada beberapa tahun mendatang. Kemudian Fase terakhir adalah tahap konstruksi. Tahapan ini rencananya akan berjalan selama hampir satu dekade, dengan cara mengangkut kargo dan peralatan ke permukaan bulan melalui kapal tanpa awak.
Adapun target proyek ILRS pada tahun 2036 manusia akan tiba di pangkalan itu untuk memulai karya ilmiah dan pembangunan pangkalan lebih lanjut.
Ambisi Rusia dan Cina ini boleh jadi sebagai bentuk kewaspadaan atas ambisi AS meningkatkan eksplorasi bulan melalui proyek Artemis. Wakil direktur kerjasama internasional ROSCOSMOS, Sergei Savelyev, sempat mengatakan bahwa “usaha untuk mengambil alih ruang angkasa dan rencana agresif untuk benar-benar mengambil alih planet lain” bertentangan dengan prinsip kerja sama internasional.
Rusia bahkan menyebut proyek Artemis yang dikepalai AS sama dengan kolonisasi ruang angkasa, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan dengan tegas bahwa “tidak dapat diterima” bagi AS untuk memprivatisasi dan menjajah ruang angkasa. [PTM]