Bentrok di Laut Natuna, Dua Negara Ini Tempuh Jalur Diplomatik

Kapal patroli KKP sempat bentrok dengan kapal penjaga pantai Vietnam pada Minggu (21/5) lalu [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Beberapa kapal penangkap ikan Vietnam berhasil lolos dari sergapan kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hiu Macan di Laut Tiongkok Selatan pada Minggu (21/5) lalu. Hanya satu kapal yang berhasil ditangkap dan kemudian tenggelam.

Tindakan kapal patroli KKP itu mendapat tanggapan dari Coast Guard Vietnam. Mereka menginginkan agar kapal dan para nelayan yang “diamankan” KKP dilepaskan. Bentrokan itu mengakibatkan satu kapal Vietnam tertabrak sehingga tenggelam.

Sekitar 44 nelayan meloncat ke laut yang kemudian diselamatkan kapal Coast Guard Vietnam. Namun, KKP berhasil menahan 11 nelayan Vietnam dan sebaliknya Vietnam juga menahan satu pegawai KKP bernama Gunawan. Laporan New York Times menyebut Gunawan sebagai seorang “pejabat” KKP.

Penyergapan kapal penangkap ikan Vietnam itu karena telah memasuki wilayah perairan laut Natuna yang menjadi ZEE Indonesia. Dalam bentrokan itu tidak ada yang terluka. Mengenai ini, Sekjen KKP Rifki Effendi Hardijanto mengatakan, penyelesaiannya akan menempuh jalur diplomatik dan berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang.

“Menteri KKP Susi Pudjiastuti telah bertemu dengan Dubes Vietnam dan bersepakat beberapa hal, antara lain karena tidak ada korban jiwa atau terluka,” kata Rifki di kantornya, Jakarta, seperti dikutip antaranews.com pada Selasa (23/5).

Rifki menuturkan, pihaknya akan segera melepaskan 11 nelayan Vietnam itu. Sebaliknya, Vietnam juga akan segera memulangkan Gunawan yang kini berada di negeri Paman Ho itu. Soal ini, Rifki menolaknya sebagai pertukaran sandera.

Untuk mengetahui penyebab bentrokan itu, Indonesia dan Vietnam akan melalukan penyelidikan bersama. Dan penyelesaian akan menempuh jalur diplomatik. Selama penyelidikan, KKP berharap nelayan Vietnam tidak lagi menangkap ikan di wilayah ZEE Indonesia. Soal protes diplomatik, KKP akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.

Secara terpisah, Menteri Koodinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta kedua negata untuk menahan emosi dalam menyikapi bentrokan di Laut Natuna. Ia memastikan pemerintah akan membuat langkah terukur mengatasi bentrokan itu tanpa memerincinya.

Sebagai jalur perdagangan utama, ketegangan acap terjadi di Laut Tiongkok Selatan. Klaim Tiongkok atas wilayah perairan itu meliputi sebagian wilayah perairan yang menjadi bagian teritorial beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Selama dua tahun terakhir, sebagai penegasan kedaulatan wilayah perairan Indonesia, Menteri Susi acap menenggelamkan kapal asing pencuri ikan. Kebanyakan kapal itu berbendera Vietnam. [KRG]