Korban meninggal bencana tanah longsor di Tana Toraja bertambah menjadi 20 orang - Detik
Korban meninggal bencana tanah longsor di Tana Toraja bertambah menjadi 20 orang - Detik

Bencana alam tanah longsor yang terjadi di Tana Toraja mengakibatkan puluhan korban jiwa. Kejadian pada Sabtu (13/4) itu terjadi di dua titik yaitu di Palangka, Kecamatan Makale dan Lembang Randanbatu, Kecamatan Makale selatan, Tana Toraja.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan Tana Toraja, Sulawesi Selatan memang merupakan daerah dengan risiko tinggi bencana tanah longsor.

Untuk itu Muhari, mengatakan bahwa semua peralatan untuk deteksi dini bencana tanah longsor – mulai dari indikasi kawasan rawan hingga peringatan cuaca – sudah difasilitasi bagi pemerintah daerah. Sehingga, seharusnya bencana yang menelan jiwa bisa dihindari.

BNPB juga mengimbau agar pemerintah daerah dan warga semakin waspada akan terjadinya bencana, khususnya di daerah-daerah rawan. Hal itu penting karena tren cuaca ekstrem yang melanda selama pekan terakhir.

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hasmororini, mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir kondisi hujan sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, di antaranya aktifnya gelombang Ekuator Rossby dan gelombang Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah.

Gelombang Equatorial Rossby adalah fenomena yang terjadi di atmosfera ketika lautan yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator.

Sementara, gelombang Kelvin atmosfer adalah sistem curah hujan tropis yang disertai pola angin barat dan timur yang khas.

Oleh karena itu, ia mengatakan selama periode 15-17 April 2024, sejumlah daerah diperkirakan akan mengalami hujan lebat dengan angin kencang yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi seperti, banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Menurut situs Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) milik BNPB, selama periode Maret-April 2024 telah terjadi 64 bencana tanah longsor di sejumlah daerah di Indonesia. Tanah longsor di Tana Toraja merupakan kejadian terbaru.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, mengatakan bahwa Tana Toraja memang merupakan kawasan yang memiliki risiko tinggi terjadi bencana tanah longsor. Sebab, kawasan tersebut didominasi oleh perbukitan.

“Hampir 60% dari kawasan kabupaten Tana Toraja merupakan daerah risiko tinggi tanah longsor dan banjir bandang. Tapi untuk kasus ini memang intensitas curah hujan yang dilaporkan oleh BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] itu sangat tinggi,“ ujar Abdul.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa BMKG perlu memberikan informasi secara real time terkait intensitas curah hujan. Dengan begitu, pemerintah daerah dapat segera memulai proses evakuasi warga. [NUR]