Anggota batalion Azov menghadiri rapat umum pada Hari Relawan untuk menghormati para pejuang yang bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina selama konflik militer di wilayah timur negara itu, di pusat kota Kyiv. (Sumber: The Jerusalem Post)
Anggota batalion Azov menghadiri rapat umum pada Hari Relawan untuk menghormati para pejuang yang bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina selama konflik militer di wilayah timur negara itu, di pusat kota Kyiv. (Sumber: The Jerusalem Post)

Pada tanggal 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melancarkan Operasi Militer Khusus terhadap Ukraina.

Alasannya adalah demiliterisasi, denazifikasi, ekspansi NATO (Ukraina ingin bergabung), dan keyakinan bahwa orang Rusia dan Ukraina adalah satu rakyat.

Denazifikasi adalah alasan yang paling sering digaungkan. Putin telah berulang kali menegaskan bahwa ada kelompok-kelompok Neo Nazi yang harus diberantas. Apakah hal itu benar? Jawabannya adalah ya.

Sejak Perang Dunia 2

Menurut NBC News, menjelang Perang Dunia 2, Ukraina menjadi rumah bagi salah satu komunitas Yahudi terbesar di Eropa, dengan perkiraan jumlah mencapai 2,7 juta orang.

Itu merupakan jumlah yang luar biasa, mengingat catatan panjang antisemitisme dan pogrom di wilayah itu.

Pada akhirnya, lebih dari separuhnya musnah. Ketika pasukan Jerman menguasai Kyiv pada tahun 1941, mereka disambut dengan spanduk-spanduk “Heil Hitler”.

Tak lama setelah itu, hampir 34.000 orang Yahudi—bersama dengan etnis Roma dan “orang-orang yang tidak diinginkan” lainnya—dikumpulkan dan diarak ke ladang-ladang di luar kota dengan dalih pemukiman kembali, tetapi kemudian dibantai dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai “Holocaust oleh peluru.”

Jurang Babyn Yar menjadi kuburan massal dan terus terisi selama dua tahun. Dengan korban tewas mencapai 100.000 orang, tempat ini menjadi salah satu lokasi pembantaian Holocaust terbesar di luar Auschwitz dan kamp-kamp kematian lainnya.

Para peneliti telah mencatat peran penting penduduk setempat dalam memenuhi perintah Nazi untuk membunuh di lokasi tersebut.

Banderovtsy

Kemudian, di Ukraina terdapat apa yang disebut sebagai Banderovtsy.

Mengutip dari buku berjudul Ukraina: The Road to Armageddon karya Nino Oktorino, lenyapnya Negara Nasional Ukraina pimpinan Hetman Pavlo Skoropadsky menimbulkan trauma besar bagi kaum nasionalis Ukraina. Banyak di antara mereka yang tetap berusaha memperjuangkan pembentukan sebuah negara Ukraina yang baru.

Pada tahun 1929, sebuah sayap nasionalis radikal pro-fasis dibentuk di Wina dengan nama Organisasi Nasional Ukraina, yang dikenal dengan singkatan Ukrainanya—OUN.

Dalam perkembangannya, OUN terpecah menjadi dua, yaitu OUN-M di bawah Andriy Melnik dan OUN-B yang lebih radikal di bawah Stepan Bandera.

Bandera mengkhotbahkan sebuah bentuk nasionalisme integral yang kejam, dan memandang rendah orang Polandia, Yahudi, dan, terutama, Rusia.

Selama Perang Dunia 2, kedua kubu OUN berkolaborasi dengan Jerman Nazi untuk memerdekakan Ukraina. Para pendukung OUN, yang disusun dalam batalion Nachtigall dan Roland, banyak terlibat dalam pembantaian terhadap orang Yahud Polandia, dan Rusia selama periode awal pendudukan Nazi di Ukraina.

Namun, OUN-B segera mengarahkan beberapa tindak kekerasannya terhadap orang Jerman setelah Nazi membubarkan pemerintah nasional Ukraina yang diproklamasikan Bandera di Lviv pada tanggal 30 Juni 1941.

Bandera dan rekan-rekannya kemudian ditangkap Gestapo dan dijebloskan ke kamp konsentrasi. Banderovtsy, para pengikut Bandera, kemudian membentuk Tentara Pemberontak Ukraina, disingkat UPA menurut inisial Ukrainanya.

Dibentuk untuk memerangi Jermas dan Uni Soviet, UPA segera terlibat dalam pertarungan berdarah dengan kelompok nasionalis Polandia di Volhynia dan Galicia timur. Diperkirakan sekitar 200.000 orang Polandia menjadi korban keganasan UPA antara tahun 1943 hingga 1945.

Menjelang berakhirnya Perang Dunia 2, Jerman membebaskan Bandera untuk mengorganisasikan perlawanan orang Ukraina melawan pasukan Soviet. Setelah Ukraina dibebaskan Tentara Merah pada musim panas 1944, kelompok-kelompok OUN-B dan UPA melanjutkan perang gerilya, yang antara lain berhasil menewaskan Marsekal Vatutin.

Sesudah pecahnya Perang Dingin, Bandera beralih bekerja sama dengan Barat untuk menghadapi ancaman Uni Soviet.

Dengan bantuan dinas intelijen Inggris, kelompok-kelompok OUN-B dan UPA terus melancarkan perang partisan terhadap penguasa Soviet dan boneka Polandianya hingga tahun 1949.

Bandera sendiri kemudian dibunuh oleh KGB di Munich pada bulan Oktober 1959.

Sosok Bandera dan pengikutnya menjadi sebuah kontroversi yang mengundang perpecahan sesudah kemerdekaan Ukraina.

Sementara dianggap sebagai pengilist fasis di Ukraina timur, kaum nasionalis memandang OUN sebagai kelompok pejuang kemerdekaan dan mendirikan patung Bandera di Lviv serta sejumlah kota lainnya di Ukraina barat.

Bahkan, Stepan Bandera diangkat menjadi pahlawan nasional pada masa akhir pemerintahan Viktor Yushchenko.

Satu tahun kemudian, gelar tersebut ditarik kembali oleh Presiden Viktor Yanukovych akibat protes penduduk pro-Rusia dan kutukan Parlemen Eropa maupun Simon Wiesenthal Center.

Sebuah poster besar Bandera sendiri dikibarkan di atas panggung selama demonstrasi Maidan, yang dapat dimengerti membuat murka penduduk berbahasa Rusia dan segera dieksploitasi propaganda Rusia untuk membenarkan tuduhan Moskow bahwa rezim Kyiv yang pro Barat adalah sebuah junta fasis.

Batalion Azov dan Sektor Kanan

Selain itu, ada dua batalion sukarelawan Ukraina yang terdiri atas orang-orang yang memiliki ideologi ultrakanan: Azov dan Sektor Kanan. Mereka berakar di Maidan, tempat di mana sebuah koalisi dari aneka organisasi radikal juga dibentuk.

Batalion Azov berakar dari kelompok ultranasionalis serta Patriot Ukraina dan kelompok ekstremis Dewan Nasional-Sosial.

Dari lambangnya, sebuah Wolfsangel dan sebuah matahari hitam, terlihat jelas bahwa mereka merupakan kelompok ekstrem kanan karena kedua lambang itu biasa digunakan oleh gerakan-gerakan Neo Nazi.

Baik kelompok Patriot Ukraina maupun Dewan Nasional-Sosial sebelumnya kerap melancarkan serangan ra-sis terhadap kelompok migran, komunitas Jipsi, dan minoritas lainnya.

Menurut BBC, Sektor Kanan (Pravy Sektor) dibentuk oleh Dmytro Yarosh, yang menyebut dirinya pengikut Stepan Bandera. Awalnya dibentuk sebagai aliansi kelompok ultra-nasionalis pada bulan November 2013, Sektor Kanan berubah menjadi sebuah partai.

Yarosh menolak tuduhan rasisme, dan mengatakan bahwa dia menganggap siapa pun yang berjuang untuk Ukraina sebagai kawan.

Rusia menuduh Sektor Kanan terlibat dalam kekerasan terhadap kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Sektor Kanan membantah hal ini, tetapi terus melancarkan serangkaian retorika anti-Rusia. [BP]