Belanda Tak Ulangi Kesalahan Inggris dan AS

Mark Rutte/getty image

Koran Sulindo – Partai Liberal pimpinan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, memenangkan pemilu Belanda yang berlangsung Rabu (15/3) lalu. Liberal mempertahankan status sebagai partai terbesar di negara tersebut dalam 3 periode pemilu terakhir.

Dalam komentar pertama di depan pendukungnya saat merayakan kemenangan, Rutte berkata setelah Brexit dan hasil pemilu di Amerika Serikat, Belanda tidak mengulangi kesalahan dua negara itu.

Kantor berita Belanda, NOS, menyatakan partai tersebut mengalahkan partai lain, seperti partai berhaluan kanan dan partai anti islam pimpinan Geert Wilders (PVV), yang dijuluki ‘Trump dari Belanda’.

Wilders, yang menjadi pembicaraan di kalangan internasional minggu-minggu terakhir sebelum pemilihan umum, diprediksi akan mendapatkan suara sebanyak 13% dan mendapatkan 20 kursi dalam parlemen. Perolehan tahun ini mengalami peningkatan sejak pemilu 2012 lalu, namun masih di bawah tahun 2010.

Dengan 28 partai yang ikut dalam pemilu dan memperebutkan 150 kursi di parlemen,  yang kemudian mengerucut hingga hanya 13 partai saja mendapatkan kursi di parlemen, menandakan di seluruh daratan Eropa selalu ada keinginan untuk perubahan.

Partai Kristen Demokrat (CDA) dan partai Liberal diprediksi akan mendapatkan 19 kursi (merupakan perolehan terbaik dari Partai Liberal sejak era 1990-an). Partai Hijau (GroenLinks Party) diprediksi akan meraih 14 kursi. Kedua partai yaitu Partai Liberal dan Partai Hijau, diketahui mendukung platform dari EU.

Ketika hasil diumumkan ratusan pendukung Partai Hijau berkumpul di sebuah konser di Amsterdam. Daniel Bulthuis, pendukung partai tersebut mengungkapkan kampanye dari pintu ke pintu yang dilakukan selama ini memberikan hasil yang signifikan.

“Cara ini sangat efektif untuk berinteraksi dengan masyarakat,“ kata Bulthuis pada BuzzFeed News.

Partai Kemerdekaan dan Demokrasi Bagi Rakyat (VVD) unggul dengan 21% suara dan mendapatkan 33 kursi di parlemen (lebih sedikit 8 kursi dari tahun 2012 lalu), diprediksi akan mengajak tiga partai untuk membentuk kabinet.

Sementara itu, Partai Buruh (PvdA), yang selama ini menjadi rekanan koalisi dari partai VVD, mengalami kekalahan telak. Dukungan suara yang mereka dapatkan menurun, hingga mereka kehilangan 9 kursi di parlemen dari berjumlah 38 kursi saat pemilu 5 tahun yang lalu – suatu kekalahan yang mengikuti tren yang sedang berlangsung di Eropa untuk partai berhaluan sosial demokrat. [NOR]