Koran Sulindo – Rekaman suara yang menggambarkan pembunuhan wartawan The Washington Post, Jamal Khashoggi batal didengarkan Presiden Donald Trump. Ia bahkan menyebut laporan lembaga intelijen AS yakni CIA yang menuduh keterlibatan pemerintah Arab Saudi sebagai prematur.
“Tidak ada alasan bagi saya mendengarkan rekaman itu. Saya tidak ingin mendengarkannya. Saya tahu semua apa yang terjadi tanpa harus mendengarkan rekamannya,” tutur Trump seperti dikutip teleSUR pada Minggu (18/11).
Dikatakan Trump, pihaknya berjanji akan mempelajari kasus itu secara rinci pada Selasa (20/11) nanti. Ia juga berharap tetap bisa mempertahankan hubungan baik AS dengan Arab Saudi meski pembunuhan wartawan Washington Post itu mengganggu hubungan kedua negara.
Dalam penjelasannya, CIA melaporkan tentang dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman yang menjadi dalang pembunuhan tersebut di Istanbul, Turki. Laporan itulah yang dikatakan Trump sebagai prematur dan mungkin saja tidak akan pernah terungkap siapa dalang pembunuhan Khashoggi.
Menurut Trump, Putra Mahkota telah menyatakan kepadanya bahwa ia tidak terkait dengan pembunuhan tersebut. Sama seperti dugaan banyak orang bahwa Putra Mahkota memang sama sekali tidak mengetahui tentang pembunuhan itu. Kendati ada tekanan dari parlemen untuk meminta ketegasan AS soal pembunuhan itu, Trump justru menunjukkan dukungannya kepada Arab Saudi.
Saudi dinilai Trump sebagai sekutu penting. Tetapi, ketika berbicara tentang Putra Mahkota, Trump menilainya sebagai orang yang tidak rasional, loyo, dan membuat banyak kesalahan sehingga merusak hubungan baik AS dan Saudi. Karena pembunuhan Khashoggi, AS memberi sanksi ekonomi kepada 17 pejabat Saudi. Mereka diduga terlibat dalam kasus itu.
Salah satu pejabat AS bahkan menyarankan agar pemerintah menunda penjualan senjata kepada Saudi dan memutus hubungan dengan Putra Mahkota. [KRG]