Koran Sulindo – Dampak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta, membuat warga DKI harus mencari tempat nongkrong atau hiburan di kota-kota penyangga seperti ke Kota Bekasi.
Kota-kota penyangga seperti Kota Bekasi akhirnya dibikin kelimpungan. Terlebih, Kota Bekasi juga memberlakukan pengetatan seiring dengan peningkatan kasus virus corona atau Covid-19.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku, pihaknya terus bersinergi dengan instansi terkait sehubungan ramainya warga ibu kota yang mencari tempat hiburan atau nongkrong ke wilayah penyangga seperti Bekasi.
Menurut Riza, hal itu yang menyebabkan kepadatan di daerah-daerah tersebut. Itu juga merupakan suatu konsekuensi ketika Jakarta memberlakukan PSBB ketat dengan ketentuan tidak diperbolehkan restoran, kafe atau tempat nongkrong beroperasi.
“Memang itu suatu konsekuensi ya, makanya kita terus berkoordinasi dengan daerah-daerah sekitar Jakarta supaya bisa bersinergi positif. Memang teman-teman kita di Jakarta mau makan ke Tangerang, Bekasi, Depok hingga Bogor,” kata Riza di Jakarta, Selasa (29/9).
Masyarakat akhirnya membuat acara di wilayah-wilayah tersebut, karena tidak ada penutupan restoran, kafe atau tempat pertemuannya.
“Karena daerah situ kan tidak menutup restoran seperti di Jakarta, kemudian mal tidak ditutup seperti di Jakarta yang dibuka tapi tak boleh makan di tempat. Inilah yang sedang kita koordinasikan untuk mencari solusi yang terbaik untuk kerjasama yang baik,” kata Riza.
Akibat Jakarta saat ini dalam situasi PSBB ketat, banyak warga Jakarta yang datang ke Bekasi untuk mencari hiburan.
Kasatpol PP Kota Bekasi Abi Hurairah mengatakan, pihaknya cukup kesulitan dalam mengawasi warga yang datang ke Kota Bekasi.
“Iya (banyak warga Jakarta mencari tempat hiburan di Bekasi). Kan di sana ditutup (karena PSBB ketat). Iya di Jakarta ditutup, di Bogor ditutup, Depok ditutup,” kata Abi.
Terutama dalam mencegah adanya kerumunan di Kota Bekasi akibat jumlah personel di lapangan terbatas. Apalagi dengan adanya ajakan di media sosial untuk datang ke Bekasi juga membuat personel kesulitan.
“Ya pastilah, pasti (kesulitan). Jumlah kita terbatas, kemudian kita nyebar ke mana-mana, ya tentunya personel juga dibagi-bagi gitu,” ujar Abi. [WIS]