Banyak menarik perhatian. Itulah Barus, sehingga sejak dulu sudah banyak dikenal di dunia luar karena banyak hasil komoditas yang dihasilkan, sehingga menjadi daya tarik utama dan memancing banyak pendatang dari belahan dunia.
Tak heran, bila Barus saat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan, karena selain sejarahnya, ada beberapa peninggalan makam kuno yang saat ini menjadi daya tarik. Salah satunya makam Syeikh Mahmud Barus di kawasan Papan Tinggi. Kaya akan sejarah dan nilai, membuat Barus hingga saat ini begitu tersohor.
Karena dulu Barus termasuk di antara kota-kota tua terkenal di seluruh Asia, setidaknya pada abad ke-6 Masehi. Barus sendiri adalah suatu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, yang tak banyak terusik.
Kini keberadaan daerah Barus dan pelabuhan tuanya sendiri banyak menarik minat para arkeolog. Daerah Barus merupakan dataran rendah yang luasnya sekitar 15 kilometer persegi, terletak antara tepian Samudra Indonesia dan Bukit Barisan. Tak mudah untuk sampai ke kawasan itu, karena daerahnya sangat terpencil.
Sebuah prasasti Tamil ditemukan di Lobu Tua, Barus pada 1873. Prasasti tersebut juga masih disimpan rapi di Museum Nasional. Prasasti tersebut berbentuk batuan pecah dan rusak, tetapi masih jelas memperlihatkan angka tahun 1010 Saka (1088 M).
Hasil analisis arkeolog dari keramik Cina yang ditemukan di Barus, kawasan itu pernah dihuni antara akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-12 Masehi.
Dari hasil penelitian mereka, ditemukan bahwa pada 1844 kawasan tersebut berperan dalam memperkenalkan tanaman lada di Nusantara. Barus muncul sebagai tempat perdagangan asing kala itu.
Beberapa temuan di Barus pun menunjukkan keterkaitan daerah itu dengan Cina. Temuan tersebut di antara keramik dan semacam tembikar dari Cina. Barus, dulu menjadi tempat komoditas kamper dan kemenyan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini Barus menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain keindahan alam dan pantainya, Barus juga kaya akan sejarah yang tenggelam.
Hamparan ladang sudah tersaji, begitu ketika kita memasuki wilayah Barus, Tapanuli Tengah. Begitu juga keindahan pantainya, yang bikin hati sejuk. Ya, pantai di Kota Barus sekitarnya bila ditinjau dari segala aspek mempunyai potensi yang sangat besar terutama potensi pariwisatanya.
Sektor pariwisata bahari dan keindahan alam lainnya sudah tersaji. Tak jarang, baik warga sekitar maupun luar kota melakukan safari. Hal ini didukung oleh kondisi alam dan masyarakat Barus yang ramah tamah, serta banyaknya objek wisata yang tersebar di wilayah itu.
Objek wisata pantai adalah primadona tersendiri yang dimiliki Barus. Disamping itu, Kecamatan Barus juga memiliki objek wisata sejarah berupa Benteng Portugis dan makam-makam kuno, yang merupakan makam para penyebar agama Islam tempo dulu. Makam yang terkenal adalah Makam Mahligai dan Papan Tinggi.
Selain objek wisata pantai ternyata Kecamatan Barus menyimpan objek wisata bahari Pulau Badalu. Objek wisata bahari Pulau Badalu tidak kalah keindahannya (hidden paradise) dengan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Barelang (Kepulauan Riau), Lombok, Bali dll.
Pulau Badalu ini bahkan dijuluki surganya snorkeling. Jika anda pecinta snorkeling dan sedang di Sumatra Utara, sejenak berhentilah di sebuah pulau yaitu Pulau Badalu yang berada di Barus.
Tak hanya hamparan ladang kosong, bila kita datang ke sana akan disuguhkan keindahan alam bawah laut menggunakan alat diving. Indahnya terumbu karang tersebut telah menjadi salah satu target tempat konservasi terumbu karang.
Tak hanya pemandangan, di sana juga terdapat jenis ikan-ikan bahwa laut seperti moorish idol, butterfly fish, angel fish, anthias, bahkan sampai lion fish, dan ikan badut. Namun, beberapa ikan-ikan tersebut hanya muncul di saat-saat tertentu seperti dalam cuaca yang baik.
Kaya akan sejarah dan keindahan alamnya, tentu membawa Barus saat ini menjadi pilihan menarik untuk berwisata, baik peninggalan sejarah, alam, dan pantainya. [WIS]
Baca juga:
- Barus dan Peradaban Islam Pertama di Nusantara
- Monopoli Rempah di Ujung Senjata
- Jalur Rempah, Puncak Peradaban Bangsa Indonesia