Baron van Hoevell, politikus, reformis, dan penulis asal Belanda, terkenal sebagai salah satu tokoh yang paling vokal dalam menentang kebijakan kolonial Belanda di Indonesia. Dia menolak dan berusaha menghapuskan sistem tanam paksa yang menyengsarakan rakyat.

Lahir di Deventer, Belanda, pada 14 Juli 1812, Baron adalah putra bangsawan Gerrit Willem Wolter Carel dan Emerentia Luthera Isabella. Pendidikan awalnya dijalani di sekolah Latin di Groningen sebelum melanjutkan ke Universitas Groningen untuk studi teologi. Meskipun sempat terlibat dalam aksi militer di Belgia pada 1830, Baron berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan predikat summa cum laude.

Setelah menikah dengan Abrahamina Johanna Trip, Baron menjadi pendeta di Batavia, Hindia Belanda, di mana ia memimpin jemaat berbahasa Melayu dan Belanda. Kesadarannya akan ketidakadilan sistem tanam paksa memicunya untuk bergabung dengan Fransen van de Putte dalam upaya menghapuskan sistem tersebut melalui parlemen Belanda. Namun, perjuangannya membuatnya diusir pada tahun 1848.

Tak gentar setelah diusir, Baron menjadi pelopor Revolusi Batavia 1848 menentang diskriminasi dalam pemerintahan kolonial Belanda. Namun, revolusinya berakhir ricuh dan gagal.

Setelah itu, Baron mundur dari pekerjaannya di Hindia Belanda dan kembali ke Belanda, di mana ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Belanda untuk Partai Liberal. Selama di parlemen, Baron mengkritik korupsi dalam pemerintah, termasuk Perdana Menteri Jan Jacob Rochussen.

Pada 1 Juli 1862, Baron diangkat menjadi Dewan Negara Belanda, jabatan yang dipegangnya hingga meninggal pada 10 Februari 1879. Namanya dikenang sebagai pahlawan anti-kolonialis yang berjuang untuk kebebasan dan keadilan rakyat Indonesia.

Semasa hidupnya, Baron terus berjuang untuk menghapuskan sistem tanam paksa dan perbudakan serta mengungkap aksi korupsi di parlemen Belanda. Dedikasinya untuk keadilan dan kebebasan terus menginspirasi banyak orang hingga kini. [UN]