Foto: Bank BJB Syariah

Koran Sulindo – Bank BJB Syariah mendapat suntikan modal sebesar Rp 251,8 miliar dari induk usahanya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB). Diungkapkan Direktur Keuangan Bank BJB Nia Karnia dalam paparan keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia, Selasa lalu (3/7), suntikan modal tersebut telah dilakukan pada 29 Juni 2018. “Pada 29 Juni 2018 telah dilakukan pengefektifan dana setoran modal ke BJB Syariah sebesar Rp 251 miliar,” katanya dalam keterangan tertulisnya.

Penambahan modal tersebut, lanjutnya, merupakan penyertaan lanjutan modal dasar BJB Syariah. Dengan penambahan modal ini, total modal disetor BJB Syariah adalah Rp 1,49 triliun. Sekarang ini, Bank BJB memiliki memiliki 98,8% saham Bank BJB Syariah.

Pada triwulan pertama 2018, Bank BJB Syariah berhasil membukukan laba sebelum pajak senilai Rp 9,3 miliar. Raihan laba ini tumbuh 250,2% dibandingkan raihan laba periode yang sama pada tahun 2017 (year on year).

Direktur BJBS Indra Falatehan pada April 2018 lalu mengatakan, meningkatnya perolehan tersebut ditopang pendapatan margin bersih senilai Rp 94,9 miliar. Penopang raihan laba lainnya adalah penyaluran pembiayaan yang hingga Maret 2018 mencapai Rp 5,03 triliun.

Tahun 2018, menurut Indra, merupakan momentum yang baik bagi industri perbankan syariah. Apalagi, sejak tahun lalu telah diresmikan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) oleh pemerintah. KNKS merupakan salah satu bukti komitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

“Dalam situasi itu, kami terus berupaya melakukan perbaikan kinerja,” tutur Indra, 26 April 2018 lalu.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan, Bank BJB Syariah pada tahun 2018 tidak hanya memberdayakan ekonomi umat, tetapi secara agresif melakukan kampanye produk dan layanan perbankan syariah.

Sementara itu, Direktur Operasi Bank BJB Syariah Toto Susanto dalam kesempatan yang sama mengatakan, kinerja positif itu ditopang juga oleh raihan dana pihak ketiga (DPK), yang hingga Maret 2018 mencapai Rp 5,6 triliun. “Kami terus melakukan berbagai improvement untuk meningkatkan komposisi DPK,” kata Toto.

Ia mengakui, komposisi DPK masih didominasi oleh korporasi, yakni 60%. Sisanya yang 40% berasal dari ritel. Pada tahun 2018 ini, Bank BJB Syariah pertumbuhan DPK ritel menjadi 45%.

Agar target itu tercapai, Bank BJB Syariah sengaja menghadirkan beberapa produk dan program yang berkaitan dengan pendanaan, antara lain aplikasi Mobile Maslahah dan Jemput Maslahah. “Fasiltas IT ini untuk mempermudah nasabah membuka rekening dan mengakses fitur produk BJBS,” ujar Toto. [RAF]