Koran Sulindo – Hujan deras yang mengguyur seluruh wilayah Bengkulu sejak Jumat (26/4/2019) sore lalu hingga Sabtu (27/4) pagi menyebabkan sungai-sungai meluap, banjir di mana-mana, dan longsor di beberapa tempat. Banjir dan longsor terjadi di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur.
“Saat ini banjir sebagian sudah surut di beberapa wilayah. Sebagian masih menggenangi permukiman di beberapa wilayah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Minggu (28/4/2019), melalui rilis media.
Menurut Sutopo, banjir dan longsor itu menyebabkan beberapa kerusakan fisik di sembilan kabupaten/kota meliputi 184 rumah rusak; empat unit fasilitas pendidikan; serta 40 titik infrastruktur rusak seperti jalan, jembatan, dan gorong-gorong. Selain itu, sembilan lokasi sarana dan prasarana perikanan dan kelautan yang ada di lima kabupaten/kota juga rusak.
“Sebanyak 12 ribu orang mengungsi. Korban tercatat 10 orang meninggal dunia, delapan orang hilang, dua orang luka berat dan dua orang luka ringan. Saat ini, banjir sebagian sudah surut di beberapa wilayah. Namun banjir masih banyak menggenangi permukiman di beberapa wilayah,” kata Sutopo.
BNPB
Sementara itu Gubernur Bengkulu Rohodin Mersyah telah memerintahkan seluruh jajaran satuan kerja perangkat daerah mengerahkan potensi yang ada untuk membantu penanganan darurat bencana.
Gubernur Bengkulu juga telah melaporkan dampak bencana kepada Kepala BNPB Doni Monardo. BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat untuk mendampingi BPBD dan memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat.
Posko Induk di BPBD Provinsi Bengkulu telah didirikan. Posko pengungsian juga sudah dibangun di 12 lokasi. Aparat pemerintah juga sudah membangun dapur umum untuk menopang penyediaan kebutuhan makanan bagi para pengungsi.
Sementara petugas penyelamat melanjutkan upaya pencarian dan evakuasi korban menggunakan perahu karet, upaya perbaikan darurat dilakukan pada jalan yang rusak atau tertimbun longsoran tanah guna memperlancar distribusi bantuan. Survei juga sudah dilakukan untuk mendata jalan dan jembatan yang putus serta memasang rambu peringatan di jalan.
Jalan dan jembatan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor menjadi kendala untuk menjangkau lokasi bencana selama penanganan darurat. Koordinasi dan komunikasi ke Kabupaten/ Kota juga cukup sulit dilakukan karena jaringan listrik banyak yang terputus.
Masalah lainnya, titik lokasi bencana banjir dan tanah longsor sangat banyak, dan jarak antar daerah yang terdampak bencana berjauhan, sementara ketersediaan dana untuk operasional penanganan bencana masih terbatas.
Saat ini kebutuhan mendesak untuk mendukung penanganan dampak bencana meliputi tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, paket perlengkapan keluarga, perlengkapan bayi, lampu darurat, dan peralatan rumah tangga untuk membersihkan lingkungan, sarana sanitasi, dan tenaga sukarelawan.
Sementara sebanyak 849 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) disiagakan untuk membantu penanganan dampak banjir yang melanda sebagian wilayah Provinsi Bengkulu sejak Jumat (26/4), kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Minggu (28/4/2019), seperti dikutip antaranews.com.
Kampung Siaga Bencana (KSB) yang ada di Bengkulu juga disiagakan. Ada 15 KSB yang tersebar di berbagai daerah di Bengkulu menurut Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margowiyono.
Kementerian Sosial juga menyiapkan bantuan senilai Rp832 juta lebih untuk penanganan dampak banjir yang melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Pemerintah sedang mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, lauk pauk, makanan anak, tenda gulung, tenda serba guna, paket sandang dan selimut dengan nilai keseluruhan Rp667 juta dari gudang pusat Kementerian Sosial ke gudang Provinsi Bengkulu.
Selain itu Kementerian Sosial menyalurkan bantuan masing-masing Rp15 juta untuk ahli waris dua korban yang meninggal dunia akibat banjir. Pemerintah menyiapkan dana total Rp135 juta untuk santunan ahli waris sembilan korban meninggal dunia yang datanya masih dalam proses verifikasi. [Didit Sidarta]