sumber: ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan dengan kejadian banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah. Kejadian tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi sejak Rabu siang hingga malam, memicu genangan air dan tanah longsor yang meresahkan warga.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Martanto, genangan banjir bervariasi antara 20 hingga 70 sentimeter. Sejumlah wilayah yang terdampak banjir antara lain Jalan Kaligawe di Kelurahan Muktoharjo, Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Krobokan, serta Kelurahan Kudu. Endro juga menambahkan bahwa titik yang banjir mengalami tren kenaikan menyusul hujan yang masih mengguyur Kota Semarang.

Selain banjir, tanah longsor juga melanda sejumlah wilayah di Kota Semarang. Endro mengungkapkan bahwa ada laporan 10 kejadian tanah longsor. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam berbagai bencana hidrometeorologi tersebut.

Untuk merespons kondisi darurat ini, BPBD Kota Semarang telah melakukan berbagai upaya. Langkah-langkah tersebut antara lain menyiagakan pompa portabel di titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk ini. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut serta memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

Pemerintah setempat juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana serupa. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana menjadi kunci penting dalam menjaga keselamatan dan keamanan bersama.

Dalam situasi seperti ini, solidaritas dan gotong royong dari berbagai pihak diharapkan dapat menjadi pendorong utama dalam mengatasi dampak bencana alam. Semoga dengan kerjasama yang baik, Kota Semarang dapat segera pulih dari bencana ini dan meminimalisir risiko serupa di masa mendatang. [UN]