Koran Sulindo – Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan memperkuat koordinasi penanggulangan bencana di tengah pandemi COVID-19, hari ini.
“Kami harap kader Baguna selalu siap bergerak di tengah rakyat, membantu dan berpihak kepada rakyat tanpa membedakan pilihan politiknya. Meskipun di sosmed sering dikepung, percayalah seperti disampaikan Bung Karno, senjata yang paling kuat adalah persatuan dengan rakyat itu sendiri,” kata Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, saat membuka acara di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020).
Menurut Hasto, rapat koordinasi ini bertujuan mendorong terbangunnya optimisme demi menebar kebaikan karena sejatinya Baguna memang selalu menebarkan semangat kerakyatan.
Hasto juga menyampaikan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bahwa situasi saat ini mengharuskan seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia, siap dengan normal baru, semacam budaya dan protokol baru dalam kehidupan yang harus diikuti. Namun, kondisi pandemi terus mendorong seluruh jajaran partai untuk menyalakan api ideologi Pancasila yang memiliki semangat perikemanusiaan dan kerakyatan agar tidak pernah padam dan makin kuat hadir dalam gerak gotong royong untuk rakyat.
PDIP selama ini tak diragukan lagi menjadi yang terdepan dalam membumikan perikemanusiaan dan kerakyatan. PDIP menyadari sepenuhnya, sesuai yang diajarkan seluruh agama, bahwa sebagai ciptaan Tuhan harus saling membantu dan menolong.
“PDIP tetap setia pada jalan kerakyatan dan percaya Baguna bisa melaksanakannya. Justru ketika digembleng dengan serangan serta fitnah, partai bisa selalu solid, dalam satu kesatuan rampak barisan,” katanya.
Pandemi COVID-19 adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari karena Indonesia penuh dengan sumber obat-obatan yang genuine, herbal, dan ramah tubuh.
Pandemi COVID-19 ini makin menyadarkan perlunya mengembangkan semangat berdikari. Ketika di awal pandemi terjadi kelangkaan masker dan alat pelindung diri, kantor partai pun harus diubah menjadi sentra produksinya.
“Di balik COVID-19 ini membuka jalan bagi kami agar berdikari. Bisa dilakukan karena punya semua sumber dayanya. Yang harus dilakukan adalah mengutamakan rasionalitas publik serta mendorong riset dan pengembangan,” kata Hasto.
Rakorbid itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Para peserta terlebih dahulu dipastikan nonreaktif dengan rapid test, diperlengkapi masker serta hand sanitizer, dan berjarak. Bahkan para peserta minum jamu sebelum mengikuti acara. Sesi rapat diatur sedemikian rupa sehingga rapat bisa berlangsung singkat, padat, dan jelas.
Hadir juga dalam acara ini Ketua DPP PDIP Bidang Penanggulangan Bencana, Ribka Tjiptaning, mengatakan rakor tersebut bertema “Semua Buat Semua, Satu Buat Semua, Semua Buat Satu”.
Keprihatinan yang muncul saat ini adalah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terjadi yang berdampak juga ke Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lain. Berikutnya, berbagai bencana alam di Banten maupun Jawa Barat. Di Riau, Sulawesi Selatan, terjadi banjir bandang.
“Makanya, kami harus cepat berkoordinasi agar bisa membantu rakyat,” kata Ribka.
Masalahnya, semua kejadian itu terjadi di tengah pandemi COVID-19 yang mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan yang salah satunya adalah menjaga jarak.
Baguna mengajak Badan SAR Nasional (Basarnas) diajak memberikan materi karena berpengalaman dalam hal teknis kebencanaan.
“Ini berkaitan dengan teknis. Kalau jeder, misalnya terjadi bencana, gimana caranya kalau di tengah pandemi COVID-19, kita tetap harus menyelamatkan. Jadi, bagaimana kita misalnya harus menjaga jarak. Namun, pada saat sama harus juga mengungsikan,” kata Ribka. [CHA/RED]