Ayam Cemani, mungkin bukan sekadar ayam biasa yang kita kenal. Berbeda dari jenis ayam lainnya, ayam ini memikat dengan warna hitam total yang mencakup dari fisik luar hingga organ dalamnya. Mari kita eksplorasi keunikan ayam ini, mulai dari sejarahnya yang penuh misteri hingga fakta sains yang menakjubkan, mitos yang melekat, dan harganya yang bisa mencapai jutaan rupiah per ekor.
Karakteristik Ayam Cemani
Menurut buku “7 Jurus Sukses” (2010) dan situs indonesia.go.id, ayam Cemani mencuri perhatian dengan ciri khas warna hitam yang menyeluruh, mencakup bulu, muka, paruh, jengger, kaki, mata, kuku, lidah, bahkan daging, dan tulangnya. Ayam ini, juga dikenal sebagai ayam kedu, merupakan spesies bernama latin Gallus gallus domesticus yang ditemukan di Desa Kedu, Desa Beji, dan Desa Kahuripan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Ayam Cemani bukan hanya sekadar koleksi eksotis; dagingnya dan telurnya dapat dimanfaatkan. Beberapa bahkan meyakini bahwa ayam ini memiliki khasiat tertentu jika dimakan. Bagi sebagian orang, memelihara ayam ini melibatkan unsur mistis yang membuatnya semakin menarik. Berat badan ayam Cemani jantan biasanya berkisar antara 1,6-3,3 kg/ekor, sedangkan betinanya sekitar 1,4-2,5 kg/ekor.
Sejarah Ayam Cemani
Asal-usul ayam Cemani masih menjadi misteri, meskipun banyak sumber menyebutkan bahwa ayam ini berasal dari Desa Kedu. National Geographic merujuk pada tulisan Marco Polo pada tahun 1298, yang mendeskripsikan ayam dengan bulu hitam seperti kucing dan kemampuan bertelur yang baik. Namun, catatan tersebut lebih cocok dengan ayam silkie yang berbeda dari Cemani.
Leif Andersson, seorang ahli genetika dari Universitas Uppsala di Swedia, memperkirakan bahwa ayam Cemani belum ada pada masa Marco Polo. Ayam ini diperkirakan muncul melalui mutasi genetika, menciptakan warna hitam yang khas.
Fakta Sains tentang Ayam Cemani
Ayam Cemani bukanlah satu-satunya ayam berwarna hitam di dunia. Beberapa ayam hitam lainnya, seperti Bohuslän-Dals svarthöna dari Swedia, Black H’Mong dari Vietnam, dan Silkie dari Amerika, memiliki karakteristik serupa. Menurut Leif Andersson, ayam Cemani mengalami penataan ulang genom yang kompleks, disebut sebagai fibromelanosis atau hiperpigmentasi kulit.
Andersson menjelaskan bahwa ayam Cemani memiliki gen Endothelin 3 (EDN3) yang mengontrol warna kulit. Pada ayam normal, sel-sel tertentu menampakkan EDN3 pada kulit dan folikel bulu, memicu pembentukan warna. Pada ayam Cemani, hampir seluruh tubuhnya menampakkan EDN3 lebih banyak, menyebabkan daging dan tulangnya berwarna hitam. Meskipun mutasi ini unik, sepertinya tidak berdampak buruk pada kesehatan ayam.
Jenis Ayam Cemani
Menurut buku “Karakterisasi dan Keragaman Genetik Ayam Lokal Indonesia” (2019) oleh Budi Setiadi Daryono dan Ayudha Bahana Ilham Perdamaian, ayam Cemani tidak hanya terbatas pada satu jenis. Ayam ini dapat dibedakan berdasarkan karakter bulunya, mencakup empat jenis: cemani normal, gundul (berbulu tipis), walik (bulunya terbalik), dan rajeg wesi (bulunya putih tetapi jeroannya hitam). Selain itu, warna lidahnya juga membedakan ayam Cemani menjadi tiga jenis: lidah biasa, lidah abu, dan lidah hitam.
Mitos dan Kepercayaan seputar Ayam Cemani
Masyarakat lokal meyakini berbagai kepercayaan mistis seputar ayam Cemani. Dikutip dari indonesia.go.id, Ki Ageng Mangkuhan dikatakan sebagai orang yang pertama kali mengembangkan ayam ini pada masa Majapahit. Ayam Cemani dipercayai memiliki tiga fungsi mistis: cemani widitra, cemani warastratama, dan cemani kaikayi, digunakan untuk penolak bala, melawan sihir, dan dalam upacara adat.
Ayam Cemani juga menjadi sangat dicari pada musim pernikahan atau khitanan. Masyarakat percaya bahwa ayam ini dapat menghindarkan dari santet dan membawa keberuntungan dalam dagangan.
Harga Pasaran Ayam Cemani
Pada sekitar tahun 2010-an, harga ayam Cemani melonjak tinggi karena kelangkaannya. Sepasang anakan ayam Cemani dapat mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu, sementara sepasang indukan dapat mencapai belasan juta rupiah, bahkan puluhan juta rupiah sebelum tahun 2010.
Namun, seiring dengan peningkatan populasi, harga ayam Cemani kini mengalami penurunan. Di toko online, anakan ayam Cemani usia 1 bulan dijual sekitar Rp 100 ribu, sedangkan ayam Cemani dewasa usia 6 bulan hingga 1 tahun dijual Rp 900 ribu sampai Rp 2 juta.
Ayam Cemani bukan hanya sekadar unggas biasa, melainkan merupakan makhluk unik yang membawa sejarah misterius, fakta sains menakjubkan, kepercayaan mistis, dan tentu saja, harga yang mencengangkan. Keberadaannya yang eksotis dan berwarna hitam total membuatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar ayam peliharaan. [UN]