Asura dalam game (Sumber: artforia)

Dalam mitologi Timur, nama “Asura” sering kali muncul sebagai simbol kekuatan, ambisi, dan pergolakan batin. Mereka bukan sekadar tokoh antagonis dalam cerita, tetapi makhluk yang merefleksikan kompleksitas emosi dan nilai spiritual manusia. Dalam ajaran Hindu dan Buddha, Asura memiliki peran yang unik dan penting, mencerminkan pertarungan abadi antara kebaikan dan keburukan, antara pencerahan dan hasrat duniawi. Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam karakteristik, kisah, dan evolusi makhluk mitologis yang penuh warna ini, dari teks-teks kuno hingga representasi mereka dalam budaya populer modern.

Karakteristik Asura

Menurut laman mythology.net, Asura adalah roh yang ditemukan dalam kosmologi Buddha dan Hindu. Mereka sering digambarkan sebagai makhluk yang haus kekuasaan dan bernafsu. Bahkan Asura yang paling baik pun bisa tidak terduga dan rentan terhadap perubahan suasana hati, menjadikan mereka teman yang berisiko dan musuh yang berbahaya.

Asura sering digambarkan memiliki penampilan menyeramkan, dengan kulit berwarna merah tua atau biru kehijauan dan rambut hitam pekat. Mereka memiliki empat hingga enam lengan dan tiga kepala yang menghadap ke arah yang berbeda. Meski berpenampilan menakutkan, Asura menyukai kemewahan, mengenakan rok sutra, selempang dan rumbai emas, serta perhiasan berhiaskan permata.

Asura dikenal sebagai dewa yang paling lemah dan paling tidak mulia dibandingkan dewa-dewa lainnya. Posisi rendah mereka membuat mereka iri kepada dewa-dewa lain, tetapi mereka juga sangat mudah tersinggung jika tidak dihormati. Mereka memiliki sifat pemarah dan tidak terduga, seperti yang terlihat dalam cerita tentang Sakra. Ketika Sakra menjadi penguasa bumi, para Asura merayakannya dengan pesta besar. Namun, setelah mabuk, mereka diusir oleh Sakra, yang memicu kemarahan mereka dan memicu perang.

Meski dikenal pemarah, Asura tidak semuanya jahat. Mereka memiliki sisi romantis yang dalam dan sering kali menjadi teman yang setia. Banyak Asura juga mencurahkan gairah mereka ke dalam praktik keagamaan, melakukan ritual pembersihan, membangun kuil, dan berziarah dengan penuh semangat.

Dalam agama Hindu, Asura dibagi menjadi dua kelompok: Aditya yang baik dan Danava yang jahat. Beberapa Asura yang melakukan perbuatan baik bahkan dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi di antara para dewa, menjadi Asura-deva. Namun, dalam ajaran Buddha, Asura dianggap sebagai salah satu dari “empat kelahiran yang tidak bahagia,” yang menempatkan mereka setara dengan binatang dalam siklus reinkarnasi.

Kemampuan Khusus

Sebagai makhluk dewa yang sangat individualis, kekuatan Asura sangat bervariasi. Mereka dikenal karena mukjizat yang menakjubkan dan pertempuran yang mengerikan. Mereka dapat terbang, mengubah bentuk, merapal mantra, serta mengendalikan hewan liar.

Asura perempuan, yang dikenal sebagai Asuri, terkenal karena kemampuan mereka menggunakan jimat berbasis tanaman. Dalam legenda, Asuri menciptakan tanaman penyembuh penyakit kusta dan ramuan cinta yang kuat.

Asura Terkenal dalam Mitologi

Andhaka: Anak yang Terbuang dan Raja yang Kuat

Andhaka lahir dari keringat Parwati yang menetes ke tanah saat Siwa bermeditasi. Karena buta, Parwati tidak menyukainya, tetapi Siwa mengakui Andhaka sebagai anak mereka. Andhaka akhirnya diadopsi oleh raja iblis dan tumbuh menjadi pemimpin yang kuat. Melalui pengorbanan yang besar, ia mendapatkan penglihatan dan kekuatan luar biasa dari Brahma, dengan syarat bahwa ia hanya bisa mati jika ia menginginkan seorang wanita yang sudah seperti ibunya.

Setelah menjadi penguasa yang menakutkan, Andhaka jatuh ke dalam kutukan yang ia buat sendiri saat ia menginginkan Parwati, ibunya sendiri. Dalam pertempuran panjang melawan Siwa, ia akhirnya dikalahkan ketika darahnya diminum oleh para pelayan Siwa sebelum jatuh ke tanah, sehingga tidak bisa melahirkan salinan dirinya yang baru.

Bhasmasura: Pengikut Setia yang Menjadi Ancaman

Bhasmasura adalah seorang penyembah setia Siwa yang meminta hadiah kekuatan untuk membakar siapa pun yang disentuh kepalanya. Setelah mendapat kekuatan tersebut, ia justru mencoba menggunakannya untuk membunuh Siwa dan merebut Parwati. Wisnu kemudian menipunya dengan menyamar sebagai wanita cantik yang mengajaknya menari. Dalam tariannya, Bhasmasura tanpa sadar menyentuh kepalanya sendiri dan terbakar hingga hangus.

Vritra: Naga Asura yang Membawa Kekeringan

Vritra adalah penguasa Asura yang mengambil wujud naga raksasa dan menahan aliran sungai, menyebabkan kekeringan di seluruh India. Ia akhirnya dikalahkan oleh Indra, yang menggunakan petir buatan para dewa untuk membunuhnya.

Asura dalam Budaya dan Representasi Modern

Dalam teks Hindu tertua, Veda-Samhita (sekitar 1500 SM), “Asura” awalnya digunakan sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang terhormat, termasuk raja dan dewa. Namun, seiring waktu, makna “Asura” berubah menjadi makhluk ilahi yang memiliki sifat baik dan jahat. Pada periode Purana dan Sutra Siwa (abad ke-3 hingga ke-8 Masehi), Asura mulai dikategorikan sebagai makhluk yang cenderung bersifat destruktif dan kacau.

Dalam ajaran Buddha, Asura dianggap sebagai dewa yang paling rendah dan tidak diinginkan, sering digambarkan sebagai makhluk yang penuh dengan kebencian dan konflik.

Asura telah masuk ke dalam dunia fiksi modern dan sering muncul dalam video game, anime, dan film. Dalam dunia video game, mereka sering digambarkan sebagai musuh yang tangguh dengan kekuatan besar. Contohnya, karakter Asura muncul dalam game seperti Final Fantasy, The Elder Scrolls, dan Dungeon Fighter Online. Mereka juga muncul dalam serial fiksi ilmiah populer seperti Stargate Atlantis.

Asura adalah makhluk mitologis yang kompleks dengan kepribadian yang penuh gairah, kekuatan luar biasa, dan kisah yang menarik. Dalam mitologi Hindu dan Buddha, mereka memiliki peran penting sebagai musuh para dewa, tetapi juga sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berubah dan berkembang. Keberadaan mereka dalam budaya modern menunjukkan bahwa cerita-cerita tentang Asura tetap relevan dan menarik hingga saat ini. [UN]