AS Tak Akan Tarik Tentaranya dari Suriah

Koran Sulindo – Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan menarik pasukannya keluar dari Suriah sampai semua tujuannya tercapai.

Berbicara kepada Fox News Sunday, Haley menyebut tiga tujuan AS di Suriah sebagai memastikan senjata kimia tidak digunakan dalam cara apapun, mengalahkan ISIS dan mengekang Iran agar jangan sampai merugikan kepentingan AS.

“Kami tidak akan pergi sampai kami tahu bahwa kami telah mencapai hal-hal itu,” kata Haley.

Lebih lajut ia menyebut negaranya tak akan membiarkan penggunaan senjata kimia sekecil apapun. Penggunaan senjata kimia adalah dasar tindakan AS menyerang Suriah serta mengusir diplomat Rusia terkait kasus peracunan Sergei Skripal.

Ketika ditanya hubungan AS-Rusia akibat serangan rudal di Suriah, Haley mengatakan hubungan kedua negara sangat tegang namun menyebut AS masih berharap untuk memperbaiki hubungan.

Sejauh ini pandangan Presiden AS Donald Trump tentang situasi di Suriah berulang kali berubah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013 saat belum menjabat sebagai presiden ia mengejek Obama harus “menjauh dari Suriah.”

Ia mengutuk Obama karena AS membiarkan Suriah melintasi garis merah dan tidak melakukan apapun setelah mengetahui pasukan pemerintah menggunakan gas mematikan terhadap warga sipil.

Namun setelah tiga bulan menjabat presiden, meski AS menganggap Assad kembali menggunakan senjata kimia untuk membunuh warga Suriah. Trump juga tak melakukan apapun.

Trump mengejutkan pendukungnya ketika menuduh Suriah kembali menggunakan senjata kimia pertengahan tahun lalu. Ia menyebut tindakan itu melewati garis batas sekaligus memerintahkan serangan rudal atas sebuah pangkalan udara di Suriah tengah.

Hingga awal tahun ini, ia mulai mengklaim bahwa AS telah berhasil mengalahkan ISIS dan ingin menarik tentara AS keluar dari Suriah.

Pada sebuah acara di Ohio awal bulan ini Trump mengatakan,  “Biarkan orang lain yang mengurusnya sekarang.”

“Segera, segera, kami akan keluar. Kami sudah mengalahkan 100 persen dari kekhalifahan itu, sebagaimana mereka membangun wilayahnya. Kami merebut semuanya kembali dengan cepat dan  cepat,” kata Trump.

Menurutnya, AS sedikitnya telah menghabiskan hingga US$ 7 triliun untuk Timur Tengah, termasuk untuk membangun sekolah hanya untuk dihancurkan para pemberontak. Sementara itu, kata Trump, tidak ada dana untuk membangun sekolah di Ohio.

“Kami membangun sekolah, mereka meledakkannya. Kami membangunnya lagi, mereka belum tetapi akan segera meledakkannya,”katanya.

Trump juga menyoal ‘dinding’ dan 32.000 tentara AS yang ditempatkan untuk menjaga perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, sementara perbatasan AS dengan Meksiko juga tidak dilindungi. “Apakah ada sesuatu yang salah dengan itu?”

Berselang satu minggu kemudian ia kembali berubah dan memerintahkan serangan rudal, Jumat (14/4).

Beberapa jam setelah serangan Trump menyebut AS bertindak karena mereka perlu membuat ‘alat pencegah’ terhadap penggunaan senjata kimia.

Ia menjanjikan AS akan terus menyerang Suriah sampai Assad berhenti menggunakan senjata kimia terhadap penduduknya. “Tujuan dari tindakan kami malam ini adalah untuk membangun pencegah yang kuat terhadap produksi, penyebaran, dan penggunaan senjata kimia,” kata Trump.

“Efek jera ini adalah kepentingan keamanan nasional AS. Tanggapan gabungan Amerika, Inggris, dan Prancis terhadap kekejaman ini akan mengintegrasikan semua instrumen kekuasaan nasional kita,” kata Trump.

“Kami siap untuk mempertahankan tanggapan ini sampai rezim Suriah menghentikan penggunaan agen kimia yang dilarang.”(TGU)