Ada beberapa penyakit aneh dan langka yang telah diketahui oleh manusia berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi medis. Salah satu yang pernah menghebohkan warga Amerika Serikat adalah Argyria.
Argyria adalah penyakit langka yang ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi abu-abu kebiruan akibat pengendapan partikel perak di kulit.
Melansir dari Cleveland Clinic, tubuh manusia mengandung sedikit sekali perak dan logam lainnya. Keracunan perak biasanya terjadi ketika seseorang terpapar partikel perak dalam jangka waktu yang lama. Perak dapat masuk ke dalam tubuh melalui penyerapan oleh kulit, menghirup melalui hidung dan mulut, dan konsumsi makanan, minuman, obat-obatan.
Ada tiga jenis Argyria. Yang pertama adalah jenis Umum, yaitu gejala memengaruhi seluruh tubuh atau sebagian besar kulit penderita. Yang kedua adalah jenis Terlokalisasi, di mana penyakit ini hanya memengaruhi sebagian kecil tubuh atau satu area kulit. Dan ketiga adalah jenis Argyrosis, ketika argyria memengaruhi satu mata atau hanya kedua mata.
Gejala Argyria
Gejala Argyria meliputi kulit berubah menjadi biru keabu-abuan atau abu-abu, kulit menjadi lebih gelap di area yang terpapar sinar matahari (hiperpigmentasi), kuku berubah lebih gelap dari biasanya, dan muncul benjolan kecil (makula) di sepetak kulit yang berwarna biru hingga abu-abu.
Tanda-tanda awal Argyria dapat dimulai di mulut, di mana bagian-bagian gusi tampak berwarna abu-abu kecokelatan sebelum kondisi tersebut menyebar ke kulit.
Gejala tambahan yang disebabkan oleh penumpukan perak di tubuh seseorang dapat meliputi nyeri perut, kelelahan, sakit kepala, kerusakan ginjal, resistensi terhadap obat-obatan tertentu, iritasi kulit, dan kejang.
Gejala-gejala yang seseorang alami dapat bervariasi berdasarkan seberapa banyak kandungan perak yang ada di dalam tubuh, bagaimana perak tersebut masuk, dan lamanya waktu zat tersebut tertinggal di dalam tubuh.
Saat ini belum ada obat untuk Argyria, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi laser menggunakan laser quality switch (QS) dapat memperbaiki perubahan warna kulit secara signifikan. Laser QS memberikan denyut cahaya berintensitas tinggi ke area kulit yang berwarna biru.
Anda dapat mengurangi resiko terkena Argyria dengan tidak menggunakan produk yang mengandung perak, mengenakan alat pelindung diri jika bekerja dengan perak elemental, mengenakan tabir surya untuk mencegah hiperpigmentasi, berkonsultasi dengan dokter jika mengonsumsi obat yang mengandung perak, dan mengganti tambalan gigi amalgam yang mengandung perak.
Pria Biru Penderita Argyria
Paul Karason adalah seorang penderita Argyria asal Amerika Serikat yang sempat terkenal di tahun 2008 lalu. Dia terlahir layaknya anak pada umumnya: berkulit putih, berbintik-bintik, dan berambut pirang kemerahan. Namun setelah beberapa waktu, kulitnya berubah kebiruan dan menjadi kontras dengan rambutnya yang putih.
Karena penyakitnya ini, dia dijuluki Papa Smurf. Papa Smurf adalah nama karakter fiksi dari waralaba komik Belgia The Smurfs, yang menceritakan kehidupan sekelompok makhluk mirip manusia berwarna biru yang tinggal di desa rumah jamur kecil di sebuah hutan.
Kulit Karason tidak berubah menjadi biru secara tiba-tiba. Melansir dari Bright Side, dia sebetulnya memiliki kondisi medis yang membuat kulitnya mengelupas, serta menderita sejumlah gangguan kesehatan lain seperti refluks asam lambung dan radang sendi. Untuk mengobati penyakit ini, dia mulai mengonsumsi perak koloid (colloidal silver), yaitu larutan partikel perak dalam air.
Perak koloid diklaim mampu mengobati semua jenis penyakit, berperan sebagai antiseptik, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Larutan ini pernah digunakan secara luas sebagai antibiotik sebelum penisilin ditemukan. Dan di tahun 1950-an, perak koloid merupakan obat untuk mengobati pilek dan alergi.
Penggunaannya dalam obat-obatan segera dilarang pada tahun 1999, setelah para ilmuwan menemukan bahwa perak koloid dapat merusak organ dalam secara fatal.
Karason meminum sekitar 10 ons larutan perak koloid selama lebih dari 10 tahun. Selain itu, dia mengoleskan zat tersebut langsung ke kulitnya. Dia tidak menyadari perubahan yang dialaminya, sampai seorang teman lama datang berkunjung. Temannya itu mengira bahwa dia memakai riasan wajah berwarna biru.
Karason mengklaim bahwa refluks asam lambung dan radang sendinya langsung hilang setelah dia mengonsumsi perak koloid. “Saya menderita radang sendi yang parah di bahu saya sehingga saya tidak bisa memakai kaus. Dan tiba-tiba, radang sendi itu hilang begitu saja,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan kulit birunya memiliki banyak keuntungan: dia tidak pernah terbakar matahari atau harus memakai kacamata hitam. Akan tetapi, dia menerima perlakuan buruk dari orang lain. Dia mengaku tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena penyedia lowongan menolak mempekerjakan “orang-orang yang berkulit biru atau yang sangat berbeda”.
Karason meninggal pada 25 September 2013 karena serangan jantung, yang menyebabkan pneumonia dan stroke berat. Semasa hidupnya, dia adalah seorang perokok berat dan telah menjalani operasi bypass jantung sebanyak tiga kali pada tahun 2008. [BP]