Tanggal 14 November memperingati hari ketika NASA meluncurkan Apollo 12, misi berawak kedua yang mendarat di bulan. Peluncuran ini hanya berselang kurang dari empat bulan setelah dua awak Apollo 11, yaitu Neil Armstrong dan Edwin “Buzz” Aldrin, berhasil berjalan di bulan.
Misi Apollo 12 adalah mencapai Ocean of Storms, yaitu dataran basaltik besar di permukaan bulan, kemudian menjelajahinya guna mempersiapkan misi pendaratan di masa mendatang.
Melansir dari situs resmi Space.com, misi Apollo 12 terasa berbeda karena pendaratannya lebih tepat sasaran. Hal itu tidak terjadi selama Apollo 11, sebagian karena Armstrong harus mengarahkan pesawat di sekitar batu-batu besar di bulan untuk menemukan tempat pendaratan yang aman. Beberapa laporan juga mengklaim bahwa pesawat tersebut keluar jalur karena terdorong oleh oksigen berlebih di palka antara wahana antariksa.
Alasan lain yang membiat misi Apollo 12 sangat dikenang adalah pesawatnya selamat dari dua sambaran petir saat peluncuran. Ketiga astronotnya pun adalah teman dekat sebelum mereka terpilih sebagai kru.
Komandan Charles “Pete” Conrad, Jr. adalah lulusan Universitas Princeton. Sebelum bergabung dengan NASA pada tahun 1962, dia menjadi instruktur penerbangan di Angkatan Laut AS. Penerbangan pertamanya adalah Gemini V, yang bertujuan mendemonstrasikan penerbangan berawak jangka panjang. Conrad juga memimpin misi Gemini 11 pada tahun 1966.
Alan L. Bean adalah murid Conrad di Sekolah Pilot Uji Angkatan Laut AS sebelum bergabung dengan NASA pada tahun 1963. Dia merupakan orang pertama yang Conrad pilih untuk misi Apollo 12, tetapi seorang astronot pemula bernama C.C. Williams justru mendapatkan tempatnya. Tragisnya, Williams meninggal ketika jet supersonik Northrop T-38 Talon miliknya jatuh pada tanggal 5 Oktober 1967. Conrad kembali meminta NASA untuk membawa Bean ke dalam pesawat, dan agensi tersebut menyetujuinya.
Pilot modul komando untuk Apollo 12 adalah Richard F. “Dick” Gordon. Dia datang ke NASA pada tahun 1963 setelah memecahkan rekor kecepatan dan jarak terbang serta melakukan uji terbang untuk Angkatan Laut. Keahliannya dalam menerbangkan pesawat telah terbukti selama misi Gemini 11 pada 1966. Saat itu dia dan Conrad mengemudikan pesawat antariksa hingga 1.373 km di atas Bumi, mencetak rekor ketinggian. Apollo 12 adalah penerbangan antariksa terakhir Gordon.
Sejarah Peluncuran
Apollo 12 meluncur dari Cape Canaveral, Florida pada tanggal 14 November 1969 saat hujan. Petir menyambar roket Saturn V sebanyak dua kali selama penerbangan, melumpuhkan indikator kendali ketinggian serta mengalihkan daya untuk modul komando dan layanan dari sel bahan bakar ke baterai.
Pengendali penerbangan segera merekomendasikan kru untuk menekan sebuah tombol di modul perintah. “Coba SCE ke AUX,” katanya.
Upaya itu berhasil memulihkan daya dari sel bahan bakar. Setelah memeriksa pesawat secara menyeluruh, mereka menyalakan tahap atas Saturn V. Roket tersebut tetap berfungsi dan berhasil menempatkan pesawat antariksa pada orbit Bumi.
NASA ingin Apollo 12 menemukan lokasi pendaratan yang tepat untuk memudahkan pengiriman kru Apollo di masa mendatang ke tujuan yang lebih sulit dijangkau. Seorang ilmuwan bulan bernama Ewen Whitaker menemukan lokasi yang tepat, yaitu titik di mana wahana Surveyor 3 berada. Wahana antariksa itu telah mendarat di bulan lebih dari dua tahun sebelumnya.
Modul komando, Yankee Clipper, dan modul bulan, Intrepid, tiba dengan selamat di bulan pada tanggal 18 November, sekitar 160 meter dari Surveyor 3. Sesuai rencana, Gordon tetap tinggal di Yankee Clipper sementara Conrad dan Bean masuk ke Intrepid untuk perjalanan mereka ke permukaan bulan.
Selama pendaratan, Conrad dan Bean dengan cemas melihat ke luar, berharap bahwa apa yang mereka lihat di permukaan bulan sesuai dengan apa yang telah mereka hafal dari peta saat berada Bumi. Ketika Conrad melihat kawah yang dikenalnya, dia bersorak.
Titik pendaratan yang telah direncanakan terlalu berbatu, jadi Conrad mengambil alih kendali dan dengan hati-hati mengarahkan pesawat ke lokasi pendaratan alternatif.
Turunnya Intrepid menimbulkan awan debu besar di permukaan bulan saat para astronot meluncur ke Ocean of Storms. Conrad mendaratkan pesawat dengan sedikit bahan bakar yang tersisa.
Kru tersebut melakukan dua kegiatan luar kendaraan (EVA atau “moonwalks”) yang totalnya 7 jam dan 27 menit. Sebagian besar EVA pertama dihabiskan untuk melakukan serangkaian eksperimen, beberapa di antaranya mengirimkan data radio kembali ke Bumi, mengumpulkan sampel bebatuan bulan, dan menyebarkan Paket Eksperimen Permukaan Bulan Apollo (ALSEP)
ALSEP mencakup peralatan untuk mengukur atmosfer Bulan (Cold Cathode Gauge), medan magnet (magnetometer), dan interior (seismometer), serta angin matahari (solar wind spectrometer).
Selama kegiatan luar kendaraan (EVA) kedua, Conrad dan Bean menjelajahi lokasi pendaratan hingga jarak 1300 kaki dari modul bulan, lalu menghampiri Surveyor 3. Mereka melepaskan kamera TV-nya dan menyimpannya di modul bulan untuk dibawa kembali ke Bumi. Ini diperlukan agar para ilmuwan dapat meneliti dampak paparan selama 2 ½ tahun tinggal di permukaan bulan.
Mereka juga mengambil lebih banyak sampel batuan bulan. Selama dua EVA yang digabungkan, Conrad dan Bean berhasil mengumpulkan 75 pon sampel.
Kembali ke Bumi
Secara keseluruhan, Conrad dan Bean berada di bulan selama 31,6 jam. Mereka kembali dengan selamat ke Bumi pada tanggal 24 November 1969, setelah penerbangan selama 10 hari dan 4 jam. Mereka mendarat di Samudra Pasifik.
Tim ilmuwan menemukan koloni kecil bakteri Streptococcus Mitis di dalam kamera yang Conrad dan Bean ambil dari Surveyor 3. Awalnya tim tersebut mengira mereka telah mendeteksi jenis mikroba yang telah hidup di bulan selama bertahun-tahun, tapi ternyata bakteri itu menempel di kamera karena kontaminasi yang mereka sebabkan sendiri.
Tim peneliti yang bertugas tidak mengikuti protokol kebersihan dengan baik. Misalnya, partisipan yang mempelajari kamera tersebut mengenakan pakaian operasi berlengan pendek, sehingga lengannya terekspos. Selain itu, ujung baju operasi terlalu pendek. Akibatnya, partikel dari dalam baju terhembus keluar.
Hampir semua batuan bulan yang Conrad dan Bean kumpulkan adalah basal, yaitu jenis batuan vulkanik umum, dan dua batu breksi. Komposisi pada batu basal itu berbeda karena mengandung lebih sedikit titanium dan berusia lebih muda (3,1-3,3 miliar tahun) daripada sampel Apollo 11 yang berusia 3,6-3,9 miliar tahun.
Perbedaan usia dan komposisi kimia antara sampel Apollo 11 dan Apollo 12 menunjukkan bahwa vulkanisme mare tidak terjadi sebagai peristiwa pencairan tunggal di seluruh Bulan. Mare (jamak: maria) adalah dataran basal besar dan gelap di bulan yang terbentuk oleh aliran lava ke dalam cekungan tumbukan purba.
Yankee Clipper dipamerkan di Virginia Air & Space Center di Hampton, Virginia. Modul bulan Intrepid, yang membawa para astronot kembali ke Yankee Clipper, sudah tidak ada lagi karena menabrak bulan pada tanggal 20 November 1969. Conrad dan Bean kecewa karena Gordon tidak pernah mendapat kesempatan untuk berjalan di bulan.
Pada tahun 2017 lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump mengarahkan NASA untuk mengirim manusia ke bulan lagi dalam dekade mendatang, sebelum memulai perjalanan selanjutnya ke Mars. [BP]