CEO (chief executive officer) Tesla Elon Musk mengatakan pembuat mobil listrik itu tidak memiliki masalah dengan permintaan pelanggan, hanya bermasalah pada membuat dan mengirimkan semua mobil Model Y dan Model 3 yang sudah dipesan.
Analis melihat tanda awal kehati-hatian perusahaan pembuat mobil dengan valuasi tertinggi di dunia ini pada saat ekonomi global melambat dan ekspektasi untuk penjualan mobil global sedang kembali ke titik awal terendah.
Tesla sebenarnya telah mememetakan tantangan rantai pasokan lebih baik daripada para pesaingnya. Bahkan analis memperkirakan akan membukukan pertumbuhan yang kuat hingga tahun depan karena memperluas output produksi. Tetapi ada juga indikasi bahwa Tesla dipaksa untuk mengalami guncangan pemasaran.
Kekhawatiran paling tinggi adalah Tesla mengalami overproduksi kendaraan listrik (EV) sebanyak 22 ribu unit berdasar data yang dirilis awal Oktober 2022. Maka Tesla harus merogoh kocek membiayai persediaan mobil yang belum terjual itu.
Hampir sebagian besar dari tiga tahun terakhir, Tesla telah menjual lebih banyak EV daripada yang dapat diproduksi. Satu-satunya pengecualian adalah pada awal 2020, ketika pandemi COVID-19 mengganggu pengiriman.
Sementara angka penjualan Tesla tetap rendah, peningkatan stok barang secara historis menjadi indikator siklus menurun bagi pembuat mobil sehingga memaksa adanya penurunan harga.
Tesla menyebut masalah transportasi untuk pengiriman sebagai biang keladi sehingga pemasarannya jauh dari ekspektasi bursa Wall Street.
Jika Tesla perlu menyimpan lebih banyak inventaris di kuartal mendatang, maka untuk memperlancar pengiriman dan menghindari masalah pada akhir kuartal tahun ini, akan menambah biaya sebesar US$1,2 miliar untuk seluruh mobil yang tidak terkirim periode sebelumnya.
Analis masih percaya Tesla memiliki lebih banyak permintaan daripada yang dapat dipasok, asumsi itu didasari rencana ekspansi agresif pada tahun depan yaitu meningkatkan produksi pabrik-pabriknya di Shanghai, Berlin dan Austin, Texas.
Analis Morgan Stanley, Adam Jonas mengatakan, ia yakin Tesla tidak menghadapi masalah permintaan langsung, tetapi perlu kehati-hatian pada masalah harga dan kemampuan Tesla untuk melawan siklus ekonomi.
“Tidak masuk akal untuk berasumsi bahwa ada: (a) batasan berapa banyak Tesla dapat terus menaikkan harga tanpa mengalami penurunan permintaan dan (b) bahwa perusahaan tidak terkena dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi makro,” katanya dalam sebuah catatan penelitian.
Harga di ‘Tingkat yang Memalukan’
Rata-rata harga transaksi kendaraan Tesla melonjak 31 persen menjadi $69.831 pada Agustus, dibandingkan dengan $53.132 pada awal 2021, menurut Kelley Blue Book. Itu melampaui kenaikan harga mobil baru di seluruh industri otomotif yang hanya sebesar 18 persen menjadi $48.301 dalam periode yang sama.
Waktu tunggu yang dialami pelanggan Tesla antara pemesanan dan pengiriman juga telah menurun di Amerika Serikat dan China, yang merupakan pasar terbesar Tesla. Di Cina, jeda waktu itu yang menjadi indikator keseimbangan antara permintaan-penawaran, telah dipangkas empat kali sejak Agustus menjadi minimal satu minggu untuk pengiriman.
Dan Tesla, yang telah menolak pemasaran dan insentif, menawarkan potongan harga kepada pembeli China sebesar 8.000 yuan ($ 1.124) jika mereka menerima pengiriman sebelum akhir September.
Musk sendiri pada bulan Juli mengatakan harga Tesla mencapai “tingkat yang memalukan” dan bahwa “permintaan jatuh dari tebing” ketika harga naik ke “tingkat lebih tinggi”.
Ketika Tesla mendorong ekspansi kapasitasnya produksinya, ia menghadapi gelombang kompetisi dengan produsen EV baru, terutama di China dari perusahaan seperti BYD, Nio, dan XPeng.
Rencana produksi Tesla yang dilaporkan minggu pertama Oktober menunjukkan rencana pertumbuhan output 50 persen tahun ini dan pada tahun berikutnya.
Pertanyaan apakah dan bagaimana Tesla melihat pergeseran keseimbangan penawaran-permintaan akan menjadi perhatian bagi investor ketika perusahaan melaporkan hasil kuartalan pada 19 Oktober.
Risiko Ekonomi yang Berkembang
Musk sebelumnya telah merilis pandangan tentang risiko ekonomi. Pada bulan Juni, dia memberi tahu staf Tesla bahwa dia memiliki “perasaan yang sangat buruk” tentang situasi ekonomi. Hal itu dia kutip sebagai dasar menghentikan perekrutan pegawai. Pada bulan Agustus, dia mengatakan kepada investor bahwa dia memperkirakan “resesi ringan” yang bisa berlangsung hingga 18 bulan.
Analis GuideHouse Insights Sam Abuelsamid mengatakan Tesla perlu meningkatkan produksi yang lebih tinggi dari pabrik-pabrik barunya di Austin dan Berlin. Musk sebelumnya menyebut produksi di pabrik-pabrik itu sebagai “tungku uang raksasa.”
“Tesla bisa menghadapi beberapa tantangan keuangan pada kuartal ketiga dan keempat (tahun 2023), jika pabrik-pabrik itu kurang dimanfaatkan,” kata Abuelsamid.
Fitch Solutions, yang menyediakan penelitian tentang risiko negara dan industri, mengatakan bahwa mereka memperkirakan penjualan mobil global turun 5,4 persen pada tahun 2022, sebelum bangkit kembali pada tahun 2023. [S21]